Diam-Diam Berbahaya, 76% Orang Kekurangan Omega-3 dan Jantung Jadi Taruhannya

15 Desember 2025 14:44
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi ikan salmon dan suplemen omega-3 sebagai sumber nutrisi penting untuk kesehatan jantung dan otak.

Sahabat.com - Gaya hidup modern yang serba cepat ternyata menyimpan ancaman tersembunyi bagi kesehatan. Sebuah studi terbaru mengungkap fakta mengejutkan bahwa lebih dari 76 persen populasi dunia mengalami kekurangan asupan omega-3, nutrisi penting yang berperan besar dalam menjaga kesehatan jantung, otak, hingga mata. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nutrition Research Reviews dan melibatkan peneliti dari University of East Anglia, University of Southampton, serta Holland & Barrett.

Omega-3 yang dimaksud adalah EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid), dua jenis lemak sehat yang direkomendasikan untuk dikonsumsi minimal 250 miligram per hari bagi orang dewasa. Sayangnya, pola makan banyak orang saat ini jauh dari angka tersebut. Padahal, kekurangan omega-3 dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung, peradangan kronis, gangguan irama jantung, hingga kematian jantung mendadak.

Ahli gizi kardiologi preventif asal New York, Michelle Routhenstein, menegaskan bahwa dampaknya tidak bisa dianggap sepele. 

“Asupan omega-3 yang rendah dapat berdampak nyata pada kesehatan jantung, fungsi kognitif, dan tingkat peradangan di seluruh tubuh,” ujarnya. 

Ia juga menambahkan bahwa kondisi ini berkaitan dengan kadar trigliserida yang lebih tinggi serta penumpukan plak di pembuluh darah.

Tak hanya jantung, otak pun ikut terancam. Kekurangan omega-3 diketahui berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif yang lebih cepat, peningkatan risiko Alzheimer, hingga depresi. Michelle juga menyebut omega-3 berperan penting dalam kesehatan mata karena menjadi struktur utama retina, serta membantu mengendalikan peradangan pada penyakit autoimun seperti psoriasis.

Untuk memenuhi kebutuhan harian, sumber alami terbaik omega-3 berasal dari ikan berlemak seperti salmon, sarden, makarel, tuna, trout, dan anchovy. 

“Banyak orang akan mendapatkan manfaat dengan mengonsumsi ikan berlemak tiga sampai empat kali seminggu,” kata Michelle. 

Bagi yang jarang atau tidak mengonsumsi ikan, suplemen omega-3 bisa menjadi alternatif, tentu dengan dosis yang disesuaikan kondisi kesehatan dan hasil pemeriksaan darah.

Mengetahui kadar omega-3 dalam tubuh juga penting. Tes indeks omega-3 dapat membantu menentukan apakah asupan sudah cukup. 

“Kadar sekitar 8 persen dikaitkan dengan risiko jantung yang lebih rendah, sementara di bawah 4 persen tergolong rendah,” jelas Michelle. 

Dengan memahami kebutuhan tubuh, keputusan soal pola makan dan suplemen bisa jadi lebih tepat dan aman.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment