Obat Diabetes Tipe 2 Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Gagal Jantung, Ini Kata Dokter

Sahabat.com - Sahabat, kalau kamu atau orang terdekatmu mengonsumsi obat diabetes tipe 2 seperti glipizide, ada baiknya mulai lebih waspada. 

Sebuah penelitian terbaru dari Mass General Brigham menunjukkan bahwa obat yang umum digunakan untuk diabetes ini bisa meningkatkan risiko gangguan jantung, termasuk gagal jantung, rawat inap, bahkan kematian, jika dibandingkan dengan obat lain yang lebih netral seperti DPP-4 inhibitor.

Penelitian ini menganalisis data hampir 50.000 pasien dengan diabetes tipe 2 dari berbagai pusat layanan kesehatan di Amerika. Para pasien tersebut sebelumnya telah mengonsumsi obat sulfonilurea seperti glimepiride, glipizide, atau glyburide yang dikombinasikan dengan metformin. 

Hasilnya cukup mengejutkan: glipizide – yang merupakan obat sulfonilurea paling banyak digunakan di Amerika Serikat – dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan jantung hingga 13 persen dibandingkan pasien yang menggunakan DPP-4 inhibitor.

Menurut Dr. Alexander Turchin dari Divisi Endokrinologi di Brigham and Women's Hospital, "Studi ini menunjukkan pentingnya menilai setiap obat berdasarkan keunikan efeknya, bukan hanya karena termasuk dalam kelompok yang sama."

Meski obat sulfonilurea memang tergolong terjangkau dan efektif dalam menurunkan kadar gula darah, belum banyak data jangka panjang yang membandingkan dampaknya terhadap kesehatan jantung. 

DPP-4 inhibitor sendiri cenderung lebih aman dalam hal risiko kardiovaskular. Itu sebabnya, penelitian ini menjadi sangat penting untuk dijadikan pertimbangan oleh dokter dalam memilih terapi terbaik bagi pasiennya.

Dr. Turchin menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memahami kenapa glipizide bisa menimbulkan risiko lebih tinggi, dibandingkan dua sulfonilurea lainnya yang efeknya lebih ringan atau belum terlalu jelas.

Sahabat, kalau kamu sedang menjalani pengobatan diabetes, jangan ragu konsultasi ke dokter mengenai jenis obat yang kamu konsumsi. Kadang efek jangka panjang tidak terlihat secara langsung, tapi bisa berdampak besar bagi kesehatan jantung kita di masa depan.