Obat Sekali Seminggu Ini Bisa Bikin Penderita Skizofrenia Nggak Perlu Repot Minum Tiap Hari!

Sahabat.com - Bayangkan hidup tanpa harus ingat minum obat setiap hari. Buat para sahabat yang berjuang dengan skizofrenia, atau penyakit kronis lain seperti tekanan darah tinggi dan asma, ini pasti kedengarannya seperti mimpi. 

Tapi sekarang, berkat inovasi dari tim peneliti MIT dan perusahaan Lyndra Therapeutics, mimpi itu jadi makin dekat jadi kenyataan. 

Mereka menciptakan pil yang cukup diminum seminggu sekali, tapi efeknya tetap stabil sepanjang minggu.

Pil ini bentuknya seperti multivitamin, tapi begitu masuk ke perut, dia berubah jadi bentuk bintang dengan enam "lengan" yang mencegahnya keluar dari lambung terlalu cepat. 

Obat di dalamnya dilepaskan perlahan selama seminggu penuh. Setelah selesai, lengan-lengannya akan lepas dan bisa dikeluarkan lewat sistem pencernaan secara alami. Simpel, tapi canggih banget.

Dalam uji klinis fase 3, para peneliti mengisi kapsul ini dengan risperidone—obat yang biasa dipakai untuk mengendalikan gejala skizofrenia. Dan hasilnya? 

Obat ini bekerja seefektif dosis harian, tapi hanya cukup diminum seminggu sekali. 

Giovanni Traverso, profesor teknik mesin di MIT yang juga terlibat dalam penelitian ini, bilang, “Kami mengubah obat harian menjadi mingguan yang bisa diminum secara oral, dan teknologi ini bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis obat.”

Buat sahabat yang nggak nyaman dengan suntikan atau sering lupa minum obat, ini bisa jadi solusi yang luar biasa. 

Leslie Citrome, profesor psikiatri dari New York Medical College yang memimpin penelitian ini, bilang langsung, “Salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan penyakit kronis adalah ketidakteraturan dalam konsumsi obat. Dan untuk skizofrenia, ini bisa memicu kekambuhan dan rawat inap.”

Dari 83 pasien yang ikut serta di lima lokasi di AS, 45 menyelesaikan program lima minggu dengan minum satu kapsul risperidone tiap minggu. 

Hasil pengukuran kadar obat dalam darah menunjukkan pola yang stabil: meningkat tajam di hari konsumsi, lalu menurun perlahan dalam rentang aman selama seminggu. Bahkan variasinya lebih kecil dibanding obat yang diminum tiap hari.

Efek samping? Tenang aja, cuma sedikit yang ngalamin masalah ringan seperti asam lambung dan sembelit di awal-awal, tapi cepat hilang. 

Traverso bilang, “Ini membuktikan bahwa hipotesis kami sepuluh tahun lalu soal kapsul yang bisa jadi depot obat di saluran cerna benar-benar mungkin.”

Nggak cuma untuk skizofrenia aja, teknologi ini juga sedang diuji untuk jenis obat lain, termasuk kontrasepsi. Dan mereka sedang mempersiapkan uji klinis yang lebih besar untuk mengajukan izin ke FDA. Robert Langer, profesor di MIT sekaligus pendiri Lyndra Therapeutics, ikut senang banget melihat inovasi ini sampai ke tahap uji klinis lanjutan.

Kalau semua berjalan lancar, masa depan pengobatan bakal jadi lebih fleksibel dan nggak ribet. Buat sahabat yang punya tantangan dalam rutin minum obat, ini bisa jadi harapan baru yang nyata.