Terungkap! Sinar Matahari Bisa Rusak Mekanisme Alami Kulit Lawan Kanker

04 Desember 2025 16:33
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Seorang wanita menggunakan tabir surya dan topi saat berada di luar ruangan, simbol pentingnya perlindungan kulit dari sinar UV.

Sahabat.com - Siapa yang tak suka berjemur atau olahraga di bawah sinar matahari? Ternyata, terlalu lama terpapar sinar UV bisa merusak mekanisme alami kulit untuk melawan kanker. Penelitian terbaru yang diterbitkan di Nature Communications mengungkap bagaimana sinar UV memicu reaksi biologis yang menyebabkan peradangan dan potensi terbentuknya sel kanker.

Para ilmuwan meneliti sel manusia dan tikus, menemukan bahwa paparan UV jangka panjang menurunkan kadar protein pelindung bernama YTHDF2, yang berfungsi menjaga sel kulit tetap normal. 

“Kita sudah tahu paparan sinar matahari terkait dengan kanker kulit. Penelitian baru ini menjelaskan lebih detail prosesnya,” kata Dr. Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di Mount Sinai Hospital. 

Baca Juga: Kulit Kusam & Cepat Tua? Ternyata Gara-Gara Kurang Minum Air Putih!

Ketika YTHDF2 hilang, peradangan akibat UV semakin parah dan membentuk siklus berulang yang merusak kulit.

Tak hanya itu, sel kanker juga menunjukkan peningkatan RNA yang memicu jalur peradangan terkait kanker. 

“Sinar UV tidak hanya merusak DNA, tapi juga RNA kita. Penemuan ini membuka peluang strategi pencegahan dan pengobatan baru,” jelas Dr. Yu-Ying He, penulis studi dan profesor kedokteran di University of Chicago.

Meski begitu, sinar matahari tetap penting untuk kesehatan, termasuk metabolisme vitamin D dan mood. Dr. Vishal Patel, profesor dermatologi di GW School of Medicine & Health Sciences, menekankan pentingnya keseimbangan. 

“Masalah muncul saat terlalu banyak terpapar sinar matahari. Gunakan tabir surya, pakaian pelindung, topi, dan duduk di tempat teduh saat perlu,” ujarnya.

Pilihan tabir surya yang tepat juga sangat membantu. Mulai dari formula ringan yang tidak membuat kulit berminyak hingga SPF dengan mineral yang menjaga kelembapan kulit kering. Bahkan ada tabir surya berwarna untuk kulit gelap agar perlindungan tetap optimal tanpa meninggalkan bekas putih.

Penelitian lebih lanjut kini fokus mempelajari interaksi antara RNA dan protein pengatur peradangan sebagai strategi pencegahan kanker kulit di masa depan. Namun, kesimpulan utamanya sederhana: bijaklah dalam menikmati sinar matahari dan selalu gunakan perlindungan. Sedikit langkah mudah ini bisa menurunkan risiko kanker kulit secara signifikan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment