Aturan Sabuk Pengaman Akan Diperketat di Maskapai Singapore Airlines Pasca Turbulensi

04 Juni 2024 16:58
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Maskapai penerbangan terpaksa mengevaluasi ulang protokol keselamatan mereka dan pembicaraan mengenai peraturan sabuk pengaman yang lebih ketat segera mulai berlaku. (iStockphoto)

Sahabat.com - Insiden turbulensi maut pesawat Singapore Airlines pada 21 Mei lalu kemudian menciptakan poly maskapai penerbangan pada global mulai memperketat anggaran terkait sabuk pengaman.

Mungkin ini sebagai momen buat melupakan sedikit ketenangan dan mengencangkan sabuk pengaman lebih lama saat berada pada penerbangan.

Maskapai penerbangan akan menerapkan peraturan sabuk pengaman yang lebih ketat pasca kematian seseorang penumpang dan beberapa penumpang lain cedera saat turbulensi parah melanda penerbangan rute London-Singapura.

Ketika peristiwa turbulensi terjadi, pesawat Singapore Airlines SQ321 turun sampai 6.000 kaki (kurang lebih 1.800 meter) pada 3 menit. Geoffrey Kitchen, 73, menurut Gloucestershire, dilaporkan menderita serangan jantung dan meninggal dunia.

211 penumpang dan 18 awak dalam pesawat akhirnya mendarat darurat di Bangkok, Thailand. Tidak begitu jelas apakah 26 penumpang yang terluka mengenakan sabuk pengaman selama turbulensi.

Namun, peristiwa tadi membuka pulang perbincangan tentang peraturan keselamatan dan peraturan penggunaan sabuk pengaman selama penerbangan.

Maskapai penerbangan terpaksa mengevaluasi ulang protokol keselamatan mereka dan pembicaraan mengenai peraturan sabuk pengaman yang lebih ketat segera mulai berlaku. Beberapa pakar menyarankan penumpang wajib mengenakan sabuk pengaman selama penerbangan mereka.

Pilot  serta ahli keselamatan transportasi tak jarang menyarankan hal ini, menggunakan menyarankan supaya penumpang membuka sabuk pengaman hanya saat hendak memakai kamar mandi.

Seperti dilansir NZ Herald, usai terjadinya turbulensi parah yang terbaru yg menimpa pesawat Singapore Airlines, menggunakan sabuk pengaman mungkin akan segera sebagai suatu keharusan.

David Learmount, mantan pilot RAF & ahli penerbangan, menekankan pada sebuah wawancara bahwa peristiwa tadi menyoroti perlunya kewaspadaan terus-menerus.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment