Ngopi Tiap Hari Bisa Bikin Gula Darah Stabil? Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui!

30 Juni 2025 13:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru yang dimuat di International Journal of Molecular Sciences mengungkap kalau kandungan polifenol dalam kopi—bukan cuma kafein—punya potensi besar untuk mengontrol gula darah dan melindungi tubuh dari risiko diabetes.

Sahabat.com - Kalau kamu salah satu pencinta kopi, kabar baik buatmu: ternyata di balik aroma dan rasa nikmat kopi, ada senyawa rahasia yang bisa bantu lawan diabetes tipe 2! 

Penelitian terbaru yang dimuat di International Journal of Molecular Sciences mengungkap kalau kandungan polifenol dalam kopi—bukan cuma kafein—punya potensi besar untuk mengontrol gula darah dan melindungi tubuh dari risiko diabetes.

Para peneliti menyisir hampir 150 publikasi ilmiah dan menemukan bahwa senyawa seperti asam klorogenat, asam ferulat, asam kafeat, dan teman-temannya mampu menekan peradangan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menjaga metabolisme glukosa tetap stabil. 

Menariknya, manfaat ini nggak cuma datang dari kopi berkafein aja, kopi tanpa kafein juga bisa memberikan efek serupa. Jadi buat kamu yang sensitif dengan kafein tapi tetap ingin sehat, ini bisa jadi alternatif.

“Dari data epidemiologi, terlihat bahwa orang yang rutin minum kopi 3-5 cangkir per hari punya risiko 20-30% lebih rendah terkena diabetes tipe 2,” jelas tim peneliti. Tapi mereka juga mengingatkan kalau penelitian ini masih butuh bukti lebih kuat dari uji klinis jangka panjang, karena sebagian besar data saat ini masih berasal dari studi jangka pendek atau uji coba pada hewan.

Di beberapa studi klinis, kopi yang diperkaya dengan asam klorogenat bisa menurunkan kadar gula darah setelah makan hingga hampir 7%, bahkan kadar insulin puasa pun ikut turun. 

Tapi jangan langsung semangat ngopi 5 cangkir sehari ya, karena konsumsi berlebihan justru bisa memicu efek samping seperti cemas dan tekanan darah naik, terutama jika melebihi 4 cangkir sehari.

Yang lebih seru lagi, di tingkat seluler, para ilmuwan menemukan bahwa polifenol ini bisa menghambat enzim pemecah karbohidrat dan membantu otot serta hati menyerap glukosa lebih baik. Selain itu, polifenol juga punya efek antiinflamasi yang konsisten, lho! Misalnya, asam ferulat dan kafeat terbukti memperbaiki sensitivitas reseptor insulin, dan asam p-kumarat bisa menurunkan kadar TNF-α (senyawa penyebab peradangan) pada hewan.

Menariknya, senyawa seperti asam klorogenat ini juga berinteraksi dengan mikrobiota usus kita, yang ternyata ikut berperan dalam efek positif kopi terhadap metabolisme tubuh. Bahkan, saat dikombinasikan dengan obat seperti metformin, efek asam ferulat bisa makin kuat.

Tapi tentu saja, semuanya belum sempurna. Studi-studi yang ada masih punya banyak keterbatasan, mulai dari dosis polifenol yang sangat bervariasi (200–1200 mg per hari), bioavailabilitas yang rendah, hingga ketidakpastian mekanisme yang terjadi dalam tubuh manusia. Belum lagi, mayoritas data berasal dari populasi Asia dan Eropa saja, sehingga perlu pengujian yang 
lebih luas secara global.

Meski begitu, para peneliti tetap optimis. Mereka menyimpulkan bahwa kopi punya potensi besar sebagai bagian dari strategi pencegahan diabetes yang aman, murah, dan bisa diakses siapa saja. Namun, tentu perlu ada uji klinis lebih lanjut yang lebih solid, terstandar, dan jangka panjang agar kopi (dan polifenolnya) benar-benar bisa diakui secara medis sebagai pencegah diabetes.

Jadi sahabat, lain kali kamu nikmati secangkir kopi, ingat ya—bukan cuma bikin melek, tapi juga bisa jadi senjata alami buat lawan diabetes. Asal jangan kebanyakan aja, tetap seimbang dan bijak dalam menikmatinya!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment