90% Balita di AS Ternyata Mengandung Racun Tersembunyi dari Barang Sehari-hari!

08 Juli 2025 13:29
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Mainan plastik, sabun antibakteri, makanan cepat saji, kemasan makanan, hingga udara yang mereka hirup dan permukaan yang mereka sentuh saat bermain bisa jadi sumber paparan.

Sahabat.com - Siapa sangka masa kecil yang tampak ceria dan polos ternyata diam-diam begitu rentan dengan paparan bahan kimia berbahaya? 

Sebuah studi besar-besaran yang didanai oleh National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat menemukan bahwa 90% balita membawa berbagai racun tersembunyi dalam tubuh mereka—dan sebagian besar zat ini bahkan tidak dimonitor oleh pemerintah!

Penelitian ini melibatkan 201 anak berusia 2 hingga 4 tahun dari empat negara bagian dan menguji sampel urin mereka untuk mendeteksi 111 bahan kimia. 

Hasilnya? Mencengangkan! Sebanyak 96 bahan kimia berhasil ditemukan pada lima anak atau lebih, 48 bahan kimia muncul di lebih dari setengah jumlah anak, dan 34 di antaranya terdeteksi di lebih dari 90% anak. Bahkan ada sembilan bahan kimia yang belum tercantum dalam survei kesehatan nasional seperti NHANES.

“Paparan bahan kimia berbahaya pada anak-anak sangat meluas, dan ini mengkhawatirkan karena masa balita adalah fase penting bagi perkembangan otak dan tubuh,” jelas Deborah H. Bennett, profesor di UC Davis. 

Ia juga menyebut banyak dari zat-zat tersebut bisa mengganggu hormon, perkembangan otak, hingga fungsi kekebalan tubuh anak.
Lalu, dari mana saja bahan kimia ini berasal? Ternyata dari kehidupan sehari-hari, sahabat! 

Mainan plastik, sabun antibakteri, makanan cepat saji, kemasan makanan, hingga udara yang mereka hirup dan permukaan yang mereka sentuh saat bermain bisa jadi sumber paparan. Anak-anak kecil juga sering memasukkan tangan ke mulut, bermain dekat dengan lantai, dan punya laju pernapasan yang lebih tinggi dibanding orang dewasa—semua ini membuat mereka jauh lebih mudah terkena dampaknya.

Beberapa bahan kimia yang sering muncul di tubuh anak-anak ini termasuk phthalates (biasa dipakai dalam plastik dan produk perawatan tubuh), paraben (ditemukan dalam kosmetik dan sampo), bisphenols (ada di wadah makanan dan struk belanja), pestisida, serta zat pelindung api dari perabot rumah.

Menariknya, tren menunjukkan bahwa beberapa zat seperti triclosan dan paraben mulai menurun dari tahun 2010 ke 2021. Tapi sayangnya, zat alternatif yang muncul justru tak kalah mencurigakan, seperti DINCH dan pestisida generasi baru. 

Fakta mengejutkan lainnya, anak pertama ternyata memiliki kadar racun lebih rendah dibanding adik-adiknya. Anak-anak berusia dua tahun juga cenderung punya kadar yang lebih tinggi daripada anak usia tiga atau empat tahun. Bahkan, dalam banyak kasus, kandungan racun dalam tubuh anak-anak ini lebih tinggi daripada kadar yang dimiliki ibu mereka saat hamil!

“Paparan bahan kimia seperti pestisida, plastik, dan pelindung api sejak usia dini bisa memicu masalah jangka panjang seperti gangguan hormon dan keterlambatan perkembangan,” kata Jiwon Oh, penulis utama studi ini dari UC Davis. 

Ia pun menekankan pentingnya pemantauan yang lebih luas dan regulasi yang lebih ketat demi melindungi generasi masa depan.

Tapi tenang, sahabat, bukan berarti kita tak bisa berbuat apa-apa. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua untuk mengurangi paparan racun ini. Misalnya, pilih produk berlabel phthalate-free, paraben-free, atau tanpa pewangi buatan. Hindari plastik dengan kode daur ulang #3, #6, dan #7, sering-seringlah cuci tangan, ventilasi rumah secara rutin, dan cuci buah serta sayuran hingga bersih. Membersihkan rumah dengan kain lembap juga bisa mengurangi debu yang mungkin mengandung sisa bahan kimia.

Walau tidak mungkin menghindari semua bahan kimia di dunia modern ini, kita tetap bisa memilih untuk melindungi si kecil sebisa mungkin dari paparan yang tidak perlu. Karena kesehatan mereka di masa depan dimulai dari pilihan-pilihan kecil kita hari ini.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment