Cuaca Panas Bikin Lemes? Ternyata Tubuh Kita Makin Gak Tahan Panas Saat Menua, Ini Alasannya!

26 Juni 2025 14:16
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Menurut data, sebagian besar kematian akibat panas ekstrem terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas. Bahkan WHO mencatat angka kematian karena panas naik 85% pada orang berusia 65+ dari tahun 2000 sampai 2021.

Sahabat.com - Musim panas kali ini benar-benar bikin gerah, ya sahabat! Di Amerika Serikat, gelombang panas besar sedang melanda, dengan suhu yang tembus lebih dari 100 derajat Fahrenheit alias di atas 37°C. 

Dan menurut prakiraan, musim ini bakal jadi lebih panas dari biasanya. Tapi yang paling terdampak bukan cuma anak muda yang ngeluh nggak bisa tidur karena kipas angin nggak mempan—yang justru paling rentan adalah para lansia. 

Menurut data, sebagian besar kematian akibat panas ekstrem terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas. Bahkan WHO mencatat angka kematian karena panas naik 85% pada orang berusia 65+ dari tahun 2000 sampai 2021. Wah, bukan main, ya.

Ternyata, penuaan memang bikin tubuh kita makin rentan terhadap panas. Dr. Wynnelena Canio dari Kaiser Permanente bilang, “Orang tua cenderung menyimpan lebih banyak panas dalam tubuh dan butuh usaha ekstra buat menjaga suhu tubuh tetap stabil.” 

Ini bukan karena nggak fit lho, tapi memang secara biologis tubuh kita berubah seiring waktu. Ada tiga alasan utama kenapa orang lanjut usia lebih mudah terkena heat exhaustion atau bahkan heat stroke yang bisa membahayakan nyawa.

Pertama, peredaran darah jadi nggak seefisien dulu. Ketika cuaca panas, tubuh biasanya akan mendorong darah ke permukaan kulit supaya bisa mendinginkan diri lewat keringat. Tapi kalau sirkulasi darah sudah menurun, seperti dijelaskan Dr. Richard Marottoli dari Yale Medicine, maka mekanisme ini jadi nggak maksimal.

Kedua, kemampuan berkeringat menurun. Kulit makin tipis, kelenjar keringat makin tertekan, dan produksi kolagen juga berkurang. Ini semua bikin tubuh kita susah banget buang panas lewat keringat. 

Ketiga, kita makin gampang dehidrasi karena rasa haus makin jarang muncul dan fungsi ginjal juga menurun. Tambah lagi, banyak lansia minum obat-obatan kayak diuretik yang bikin tubuh kehilangan cairan lebih cepat.

Gejala awal gangguan panas ini biasanya dimulai dari sakit kepala. Tapi bisa juga disertai mulut kering, pusing, lemas, kebingungan, atau jantung berdebar-debar. Kalau sampai dada terasa nyeri, bisa jadi tanda serangan jantung—jangan diabaikan! 

Kalau sahabat merasakan hal-hal ini, langsung cari tempat sejuk dan basahi wajah, leher, tangan, dan kaki dengan air dingin. Kalau ada es batu atau kompres dingin, bisa ditempelkan di pergelangan tangan, dada atas, punggung atas, dan pangkal leher. 

Dr. Canio juga menyarankan buat nyiapin waslap basah yang disimpan di freezer. Pas kepanasan, tinggal tempel deh ke leher atau taruh di bawah sprei biar adem pas tidur.

Kalau setelah usaha pendinginan gejala nggak membaik, segera periksa ke dokter karena heat exhaustion bisa berubah jadi heat stroke yang berbahaya banget. 

Penanganan medis seperti cairan infus dan obat penunjang organ bisa menyelamatkan nyawa, lho.

Nah, biar nggak kejadian, yuk persiapkan diri saat cuaca ekstrem datang! Usahakan tetap berada di ruangan ber-AC. Kalau rumah sahabat nggak punya AC, coba kontak dinas kesehatan setempat untuk cari tahu lokasi tempat penyejuk umum. 

Menurut Dr. Marottoli, menutup tirai di siang hari juga bantu banget mencegah panas masuk ke rumah. Kipas angin kadang nggak cukup, jadi penting banget buat cari tempat yang benar-benar sejuk.
Minum air lebih banyak dari biasanya juga penting banget. Minuman yang mengandung elektrolit seperti jus buah atau minuman olahraga bisa membantu mengganti mineral yang hilang karena keringat. 

Ingat, kalau sudah merasa haus, itu berarti tubuh kita udah mulai kekurangan cairan. Pilih baju yang longgar, ringan, dan berwarna terang, serta mandi air dingin kalau badan mulai kepanasan. Hindari aktivitas berat dulu, dan istirahat sebanyak mungkin sampai cuaca mulai bersahabat.

Yang paling penting, jangan lupa untuk saling peduli. Banyak lansia yang hidup sendiri dan mungkin nggak tahu harus ngapain saat cuaca ekstrem datang. Bisa jadi mereka susah bergerak atau malah takut tagihan listrik naik kalau nyalain AC. 

Dr. David Cutler dari Providence Saint John’s Health Center bilang, “Teman dan keluarga harus rutin mengecek kondisi orang tua mereka saat gelombang panas.” 

Yuk, kita saling jaga, sahabat!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment