Fenomena Baru! Studi Ungkap Masalah Ingatan pada Anak Muda Hampir Dua Kali Lipat dalam 10 Tahun Terakhir

16 Oktober 2025 13:33
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology dari American Academy of Neurology menemukan bahwa masalah ingatan dan berpikir meningkat tajam di kalangan orang dewasa muda di bawah usia 40 tahun di Amerika Serikat.

Sahabat.com - Apakah kamu sering merasa mudah lupa, sulit fokus, atau bingung mengambil keputusan? Ternyata, kamu tidak sendirian. 

Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology dari American Academy of Neurology menemukan bahwa masalah ingatan dan berpikir meningkat tajam di kalangan orang dewasa muda di bawah usia 40 tahun di Amerika Serikat.

Penelitian ini menganalisis lebih dari 4,5 juta responden antara tahun 2013 hingga 2023. Hasilnya mengejutkan: jumlah orang dewasa muda yang melaporkan kesulitan mengingat, fokus, atau mengambil keputusan meningkat dari 5,1% menjadi 9,7%—hampir dua kali lipat hanya dalam satu dekade.

Menurut Dr. Adam de Havenon, pakar saraf dari Yale School of Medicine, fenomena ini menjadi perhatian serius.

“Tantangan dalam berpikir dan mengingat kini menjadi salah satu masalah kesehatan utama. Yang mengejutkan, peningkatan paling tajam justru terjadi di usia muda. Faktor sosial dan ekonomi tampaknya berperan besar di balik tren ini,” jelas Dr. de Havenon.

Secara keseluruhan, angka gangguan kognitif di AS meningkat dari 5,3% pada 2013 menjadi 7,4% pada 2023. Sementara itu, kelompok usia lanjut justru mengalami penurunan kecil dari 7,3% menjadi 6,6%.

Peneliti menemukan bahwa pendapatan dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan berpikir dan mengingat. Mereka yang berpenghasilan di bawah 35.000 dolar per tahun melaporkan peningkatan kasus tertinggi, dari 8,8% menjadi 12,6%, sedangkan kelompok berpenghasilan tinggi hanya naik dari 1,8% menjadi 3,9%.

Hal serupa juga terlihat dari tingkat pendidikan: orang tanpa ijazah SMA mengalami lonjakan dari 11,1% menjadi 14,3%, sementara lulusan perguruan tinggi meningkat ringan dari 2,1% menjadi 3,6%.

Dari sisi ras, penduduk asli Amerika dan Alaska mencatat angka tertinggi, meningkat dari 7,5% menjadi 11,2%. 

Peningkatan juga terjadi pada kelompok Hispanik (6,8% ke 9,9%), kulit hitam (7,3% ke 8,2%), dan kulit putih (4,5% ke 6,3%).

Dr. de Havenon menekankan bahwa tren ini mencerminkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin tajam.

“Masalah ingatan dan berpikir meningkat paling tajam di antara mereka yang sudah menghadapi kesulitan ekonomi dan sosial. Kita perlu memahami akar penyebabnya dan segera menanganinya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk mengetahui apakah peningkatan ini disebabkan oleh perubahan nyata pada kesehatan otak, atau karena meningkatnya kesadaran dan kemauan untuk melaporkan gejala.

“Apa pun penyebabnya, datanya jelas — peningkatannya nyata, dan paling signifikan terjadi pada orang berusia di bawah 40 tahun,” tegasnya.

Meskipun penelitian ini dilakukan melalui survei telepon—yang mungkin memiliki keterbatasan akurasi—hasilnya tetap menggambarkan tren serius yang harus diperhatikan.

Fenomena “brain fog” atau kabut otak ini kini mulai dianggap sebagai masalah kesehatan publik baru. Para ahli menyarankan agar generasi muda lebih menjaga kesehatan otak melalui tidur cukup, nutrisi seimbang, olahraga rutin, dan membatasi paparan stres digital.

Dengan meningkatnya tekanan hidup, beban pekerjaan, dan konsumsi media digital tanpa henti, mungkin inilah saatnya kita semua berhenti sejenak dan memberi otak waktu untuk bernapas.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment