Gak Semua Butuh 8 Jam! Ini Rahasia Genetik Orang yang Tetap Segar Meski Tidur Cuma 4 Jam

04 Juni 2025 11:46
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Tapi bagi kebanyakan dari kita, tidur 7-9 jam per malam tetap jadi standar supaya bisa bangun dengan badan segar dan pikiran jernih.

Sahabat.com - Pernah nggak sih kamu lihat orang yang tetap semangat dan produktif meskipun cuma tidur 4-5 jam semalam? Sementara kamu sendiri butuh minimal 8 jam supaya nggak jadi zombie seharian. 

Nah, ternyata ini bukan soal mental baja atau gaya hidup hustle aja, tapi ada faktor genetik yang bikin sebagian orang memang default-nya gak butuh tidur lama-lama.

Contohnya aja Margaret Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris, yang dikenal hanya tidur 4 jam semalam. 

Bangun pagi, tidur larut, tetap enerjik. Tapi jangan buru-buru ngikutin gaya tidurnya, karena buat kebanyakan orang, pola kayak gitu malah bisa jadi bencana: badan lemas, otak nge-blank, bawaannya pengen kopi dan camilan manis terus.

Ilmuwan menyebut orang-orang langka yang bisa tetap fit meski tidur sebentar sebagai natural short sleeper. Mereka ini unik karena bisa dapetin manfaat tidur sepenuhnya hanya dalam waktu 4-6 jam. Gak ngantukan, gak butuh tidur siang, dan gak ngalamin efek negatif kayak orang yang kurang tidur pada umumnya.

Yang bikin makin menarik, para peneliti sejak tahun 2010 sudah nemuin mutasi genetik yang bikin tidur mereka lebih efisien. Bahkan di tahun 2025 ini, ada studi tentang seorang wanita berusia 70-an yang punya mutasi gen ini. 

Meski tidur hanya 6 jam hampir seumur hidupnya, dia tetap sehat fisik dan mental, dan hidupnya aktif banget. Kata para peneliti, tubuhnya memang dirancang untuk butuh tidur lebih sedikit.

Tapi, jangan salah kaprah. Gak semua orang yang tidur sedikit itu natural short sleeper. Banyak dari kita cuma... ya, kelelahan kronis aja. Tidur larut karena kerjaan, acara sosial, atau merasa makin dikit tidur makin keren dan produktif. Padahal, kebiasaan kayak gini justru numpuk "utang tidur" yang bikin tubuh makin drop dari hari ke hari.

Utang tidur ini efeknya serius lho—dari konsentrasi menurun, suasana hati naik turun, sampai risiko jangka panjang kayak obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Ngeri, kan?

Makanya, banyak orang yang coba "balas dendam" di akhir pekan dengan tidur lebih lama. Ini bisa bantu sedikit, apalagi kalau kamu bisa nambah tidur 1-2 jam di hari libur atau tidur siang singkat. Tapi sayangnya, ini bukan solusi jangka panjang. 

Malah, tidur berlebihan di akhir pekan bisa bikin jam biologis tubuhmu kacau, yang ujung-ujungnya bikin kamu susah tidur lagi di malam Senin. Akibatnya? Senin pagi jadi hari paling berat dalam seminggu.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pola tidur yang gak konsisten—meskipun durasinya cukup—bisa berdampak negatif ke kesehatan secara keseluruhan dan bahkan meningkatkan risiko kematian dini.

Jadi, apakah Thatcher memang natural short sleeper? Belum tentu. Ada laporan yang bilang dia suka tidur siang di mobil antara rapat. Bisa jadi dia juga punya utang tidur dan cari celah buat istirahat sebentar-sebentar.

Selain faktor genetik, kebutuhan tidur setiap orang juga dipengaruhi usia dan kondisi kesehatan. Misalnya, orang tua cenderung tidur lebih pendek dan lebih sering terbangun karena masalah seperti radang sendi atau penyakit jantung.

Intinya, kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Tapi bagi kebanyakan dari kita, tidur 7-9 jam per malam tetap jadi standar supaya bisa bangun dengan badan segar dan pikiran jernih. Kalau kamu sering kurang tidur dan berharap bisa balas dendam di akhir pekan, mungkin saatnya ubah kebiasaan. Karena tidur itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan biologis yang gak bisa ditawar.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment