Sahabat.com - Bagi remaja yang berjuang melawan penyalahgunaan zat, intervensi tradisional seperti konseling tatap muka tidak selalu efektif, dan daerah pedesaan sering kali kekurangan akses terhadap layanan tersebut.
Namun, seorang peneliti dari Universitas Missouri mencoba pendekatan yang berbeda untuk membantu para perancang game menciptakan permainan digital yang menyenangkan, yang dapat memudahkan remaja untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan berinteraksi di tempat yang sudah mereka kenal: dunia maya.
Mansoo Yu, seorang profesor di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Missouri, meneliti 26 studi mengenai intervensi digital, termasuk permainan online, permainan realitas virtual, aplikasi mobile, dan permainan video, untuk mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang membuat intervensi ini efektif dalam membantu remaja mengurangi kebiasaan merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan yang paling efektif adalah yang dipersonalisasi sesuai dengan pemainnya, memiliki komponen sosial agar pengguna bisa bersaing dengan teman dan keluarga, serta menyertakan konten yang mendorong perubahan perilaku positif.
Temuan ini, yang dipublikasikan di jurnal Children, memberikan panduan untuk merancang intervensi berbasis permainan digital yang kemungkinan besar dapat membantu remaja mengurangi penyalahgunaan zat dan mendorong perkembangan positif.
"Ketika merancang intervensi yang paling efektif, kita harus bertemu dengan orang di tempat mereka berada. Generasi muda sering lebih suka berinteraksi secara virtual daripada tatap muka," kata Yu.
"Intervensi online juga meningkatkan aksesibilitas di daerah pedesaan yang tidak selalu memiliki klinik dan layanan konseling tatap muka."
Yu juga menambahkan bahwa perilaku tidak sehat seperti merokok seringkali merupakan cara remaja mengatasi masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Oleh karena itu, elemen kunci dari intervensi berbasis permainan digital yang sukses adalah menekankan kegiatan positif yang dapat menjadi alternatif bagi perilaku tidak sehat.
"Baik itu olahraga, program pembimbingan, musik, melukis, kegiatan luar ruangan, atau pusat rekreasi, menyediakan sumber daya untuk alternatif yang lebih sehat bisa sangat membantu," kata Yu.
"Komponen sosial juga bisa menjadi penting, seperti sistem poin untuk memberi penghargaan atas perilaku baik, untuk menciptakan kompetisi sehat dan memungkinkan pengguna bermain bersama teman, orang tua, atau guru mereka. Pemodelan oleh teman sebaya bisa sangat berdampak pada remaja."
Permainan yang dimulai dengan menanyakan minat spesifik pengguna dapat membantu menciptakan intervensi yang lebih dipersonalisasi, yang pada gilirannya meningkatkan keterlibatan pengguna.
"Harapannya, penelitian ini dapat membantu perancang permainan untuk menciptakan intervensi yang lebih disesuaikan dan efektif di masa depan," kata Yu.
"Fondasi kuat Mizzou dalam kesehatan masyarakat dan pekerjaan sosial, bersama dengan misinya sebagai universitas negeri, memberi saya kesempatan untuk menjelajahi persimpangan ini dan mengembangkan penelitian ini."
Yu bekerja sama dalam studi ini dengan rekan-rekannya dari Ewha Womans University di Korea Selatan.
0 Komentar
Mengapa Pria Bisa Menambah Berat Badan Setelah Menikah? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Tips Mudik Sehat untuk Penderita Diabetes
Mengapa Remaja Rentan Terkena TBC?
Perubahan Mengejutkan Meghan Trainor Setelah Turunkan Berat Badan 27 Kg, Ini Rahasianya
Tips Menahan BAB Saat Terjebak Macet dalam Perjalanan Mudik
Misinformasi di TikTok Mengubah Pemahaman Anak Muda Tentang ADHD
Mengapa Orang yang Terjaga Larut Malam Lebih Berisiko Mengalami Depresi?
Games Online Bisa Bantu Remaja Kurangi Penyalahgunaan Zat Berbahaya
11 Jenis Kacang dan Biji yang Tinggi Magnesium
Leave a comment