Gawat! 5 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Diam-diam Merusak Hati Kamu

20 Juni 2025 14:59
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Masalahnya, penyakit hati sering datang diam-diam. Di awal, mungkin cuma terasa capek terus atau mual nggak jelas. Tapi makin lama, gejalanya makin kelihatan. Salah satu tanda yang paling gampang dikenali adalah kulit dan mata yang menguning alias jaundice.

Sahabat.com - Tubuh kita memang luar biasa, termasuk hati yang punya peran penting dalam menyaring racun, bantu pencernaan, simpan nutrisi, dan atur metabolisme. 

Tapi meskipun hati punya kemampuan regenerasi, bukan berarti dia kebal dari kerusakan. Justru, beberapa kebiasaan harian yang terlihat sepele bisa bikin hati pelan-pelan rusak dan ujung-ujungnya bisa berakhir jadi sirosis atau bahkan gagal hati.

Masalahnya, penyakit hati sering datang diam-diam. Di awal, mungkin cuma terasa capek terus atau mual nggak jelas. Tapi makin lama, gejalanya makin kelihatan. Salah satu tanda yang paling gampang dikenali adalah kulit dan mata yang menguning alias jaundice.

Kebanyakan orang cuma mengira kalau penyakit hati cuma disebabkan oleh minuman beralkohol. Padahal, kenyataannya nggak sesederhana itu. 

Banyak banget kebiasaan harian yang bisa bikin hati kamu kerja ekstra sampai akhirnya rusak.

Contohnya aja minum alkohol berlebihan. Wajar sih kalau alkohol sering dituduh jadi penyebab utama kerusakan hati. Soalnya tiap kamu minum, hati harus kerja keras buat ngolah alkohol itu. Kalau jumlahnya terlalu banyak, hati kewalahan dan racun mulai menumpuk. Ujung-ujungnya, sel hati rusak. Prosesnya bisa dari fatty liver (penumpukan lemak di hati), terus jadi hepatitis alkoholik, dan akhirnya sirosis kalau terus dilanjutkan. 

Bahkan minum secukupnya tapi sering juga bisa bahaya, apalagi kalau kamu juga punya faktor risiko lain kayak obesitas atau rutin konsumsi obat. Jadi, ada baiknya kasih hati kamu hari libur dari alkohol dan batasi konsumsinya maksimal 14 unit seminggu, ya.

Terus, pola makan yang buruk juga bisa bikin hati menderita. Tanpa alkohol pun, lemak bisa menumpuk di hati dan bikin kondisi yang sekarang disebut MASLD (Metabolic Dysfunction-Associated Steatotic Liver Disease) alias dulunya dikenal sebagai NAFLD. Lemak ini bisa bikin hati kamu nggak berfungsi dengan baik, dan kalau dibiarkan bisa bikin peradangan, luka, sampai sirosis. Risiko makin tinggi kalau kamu kelebihan berat badan, apalagi di area perut. 

Ditambah lagi kalau kamu punya tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi.
Makanan tinggi lemak jenuh seperti daging merah, gorengan, makanan cepat saji, serta makanan dan minuman tinggi gula juga memperparah kondisi ini. 

Penelitian tahun 2018 bahkan bilang, orang yang sering konsumsi minuman manis punya risiko 40% lebih tinggi terkena fatty liver. Makanan ultra-proses seperti camilan kemasan, makanan beku siap saji, dan makanan instan juga bisa memperberat kerja hati.

Tapi jangan panik dulu. Berita baiknya, pola makan sehat bisa bantu menyembuhkan fatty liver. Konsumsi banyak sayur, buah, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan ikan bisa bantu mengurangi lemak di hati serta memperbaiki kadar gula darah dan kolesterol. 

Jangan lupa juga minum air yang cukup, sekitar delapan gelas sehari, supaya proses detoksifikasi hati berjalan lancar.

Nah, yang sering dianggap sepele tapi bahaya juga adalah kebiasaan mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol. Memang aman sih kalau sesuai dosis. Tapi begitu kamu kelebihan sedikit aja, bisa bahaya banget buat hati. Soalnya paracetamol dipecah di hati dan menghasilkan zat beracun bernama NAPQI. 

Normalnya, tubuh kita bisa netralin NAPQI dengan glutathione. Tapi kalau kamu overdosis, cadangan glutathione habis dan NAPQI mulai menyerang sel hati. Ini bisa bikin gagal hati akut, bahkan bisa berakibat fatal.

Kalau kamu sering minum paracetamol atau suka kombinasikan dengan alkohol, risikonya makin besar. Jadi, pastikan selalu ikuti dosis anjuran dan konsultasikan ke dokter kalau kamu merasa butuh obat pereda nyeri terus-menerus.

Kurang gerak juga nggak kalah berbahaya. Gaya hidup mager bikin berat badan naik, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme – semua ini bisa bikin lemak numpuk di hati. 

Tapi kabar baiknya, olahraga bisa bantu banget meski kamu nggak banyak nurunin berat badan. Salah satu studi menunjukkan latihan kekuatan selama delapan minggu bisa nurunin lemak hati sampai 13% dan bantu kontrol gula darah. 

Jalan kaki cepat selama 30 menit lima kali seminggu juga efektif banget mengurangi lemak di hati dan memperbaiki sensitivitas insulin.

Terakhir, tapi nggak kalah penting: merokok. Banyak orang tahu rokok bahaya buat paru-paru dan jantung, tapi nggak sadar kalau rokok juga bisa merusak hati. Asap rokok penuh dengan zat kimia beracun yang bikin hati harus kerja keras buat mengolahnya. Akibatnya, terjadi stres oksidatif di mana molekul-molekul jahat (radikal bebas) merusak sel-sel hati, menghambat aliran darah, dan mempercepat terbentuknya jaringan parut (sirosis).

Nggak cuma itu, merokok juga meningkatkan risiko kanker hati. Bahan kimia berbahaya dalam rokok seperti nitrosamin, vinyl chloride, tar, dan 4-aminobiphenyl semuanya adalah karsinogen alias pemicu kanker. 

Menurut Cancer Research UK, sekitar 20% kasus kanker hati di Inggris disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Intinya, hati kamu memang kuat, tapi bukan berarti dia nggak bisa rusak. Lindungi dia dengan cara hidup sehat: batasi alkohol, berhenti merokok, konsumsi obat secara bijak, makan makanan bergizi, aktif bergerak, dan cukup minum air. 

Kalau kamu merasa ada tanda-tanda aneh seperti lelah terus, mual, atau kulit dan mata menguning, jangan tunda untuk periksa ke dokter. Semakin cepat masalah hati diketahui, semakin besar peluang untuk sembuh.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment