Sahabat.com - Gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko penyakit otak seperti stroke, depresi usia lanjut (LLD), dan demensia, bahkan bagi individu yang memiliki predisposisi genetik terhadap kondisi tersebut. Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology® oleh para peneliti dari Massachusetts General Hospital dan Brigham and Women's Hospital ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku sehat dapat melawan pengaruh risiko genetik.
Dr. Christopher D. Anderson, Kepala Divisi Stroke dan Penyakit Pembuluh Darah Otak di Brigham and Women’s Hospital, yang juga merupakan penulis utama studi ini, bersama dengan Dr. Jonathan Rosand, ahli neurologi di Massachusetts General Hospital, mengungkapkan bahwa gaya hidup sehat yang diukur dengan Brain Care Score (BCS), sebuah alat yang dikembangkan untuk menilai kebiasaan sehat otak, dapat menurunkan risiko kondisi otak terkait usia pada individu yang rentan secara genetik.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data lebih dari 368.000 individu dari UK Biobank dan menemukan bahwa mereka yang memiliki BCS lebih tinggi, yang mencerminkan kebiasaan sehat yang lebih baik, mengalami penurunan signifikan dalam risiko stroke, depresi usia lanjut, dan demensia. Menariknya, pengaruh positif gaya hidup ini cukup kuat untuk mengimbangi risiko yang lebih tinggi yang disebabkan oleh faktor genetik.
"Temuan kami menunjukkan bahwa individu yang mengadopsi gaya hidup sehat dapat melindungi kesehatan otak mereka, terlepas dari risiko genetik yang mereka miliki," kata Dr. Anderson. Ini termasuk langkah-langkah sederhana seperti berhenti merokok atau mengontrol tekanan darah.
Studi ini memperluas temuan sebelumnya yang menunjukkan hubungan antara gaya hidup sehat dan penurunan risiko penyakit otak. Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan bahwa bahkan peningkatan kecil dalam BCS, seperti 5 poin, berhubungan dengan penurunan risiko penyakit otak, terutama bagi mereka yang memiliki risiko genetik lebih tinggi.
"BCS menawarkan panduan yang jelas dan sederhana bagi siapa saja untuk menjaga kesehatan otak mereka seiring bertambahnya usia," jelas Dr. Rosand. "Ini memberi kekuatan kepada pasien untuk terus mengubah perilaku mereka, terlepas dari faktor genetik yang mungkin mereka miliki."
Ke depan, para peneliti berencana untuk memperbarui Brain Care Score agar lebih mudah digunakan oleh masyarakat luas, bahkan tanpa memerlukan informasi medis yang detail. Mereka juga berupaya untuk lebih melibatkan komunitas global dalam penggunaan alat kesehatan otak untuk mencegah demensia, stroke, dan depresi, serta meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarga mereka.
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya perubahan gaya hidup yang sehat, bahkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik tinggi. Dengan mengadopsi kebiasaan sehat, kita semua, termasuk mereka yang memiliki predisposisi genetik, dapat memitigasi risiko gangguan otak terkait usia. Dengan alat seperti Brain Care Score, masyarakat di seluruh dunia dapat lebih mudah mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan otak mereka.
0 Komentar
Pakaian Vintage di Toko Thrift Dapat Menyimpan Penyakit Menular
Akses Internet Berkecepatan Tinggi Dapat Tingkatkan Obesitas
Studi: Orang yang Belum Menikah Lebih Rentan Mengalami Depresi
Gaya Hidup Sehat Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Otak yang Dipengaruhi Faktor Genetik
Penggunaan Kipas dan Membasahi Kulit Kurangi Risiko Beban Jantung pada Cuaca Panas dan Lembap
Vape dengan Rasa Berry Dapat Melumpuhkan Sel Imun di Paru-paru, Temuan Studi
Studi Ungkap Pengaruh Pola Asuh terhadap Perkembangan Otak Anak
Masalah Tidur di Usia 30-an dan 40-an Dapat Mempercepat Penuaan Otak
Ancaman Kesehatan Masyarakat Akibat Perjudian Online Meningkat
Olahraga Intensif Mengurangi Rasa Lapar, Terutama pada Wanita
Leave a comment