Jangan Kaget! Ternyata Seprai dan Selimut Hotel Jarang Dicuci, Ini Fakta Menjijikkan yang Terungkap

29 September 2025 14:44
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian menunjukkan bakteri, jamur, dan tungau sangat mudah berkembang biak di tempat tidur. Tungau debu misalnya, hidup dari sel kulit mati manusia dan kotorannya bisa memicu asma.

Sahabat.com - Menginap di hotel sering kali terasa seperti masuk ke dunia yang rapi dan mewah. Seprai putih bersih, bantal empuk, dan lipatan rapi memberi kesan nyaman seolah semua serba higienis. Namun, kenyataannya tidak seindah yang terlihat. 

Tidak semua lapisan tempat tidur hotel benar-benar sering dicuci, dan fakta ini bisa membuat siapa pun berpikir dua kali sebelum langsung rebahan di atasnya.

Seprai dan sarung bantal biasanya memang diganti setiap kali ada tamu baru. Itu standar umum industri perhotelan. Tapi, ada laporan bahwa pada masa menginap panjang, staf hotel terkadang hanya merapikan tanpa benar-benar mengganti seluruh set. 

Jika ragu, Anda bisa mengecek dari kesegaran bau atau lipatan kain, bahkan meminta set baru ke resepsionis. Sementara itu, bantal jarang dicuci. Hotel lebih sering hanya menggunakan pelindung dan mengganti bantal beberapa tahun sekali. 

Padahal, penelitian menemukan bantal bisa menjadi rumah bagi tungau debu dan jamur, yang bisa memicu alergi atau masalah pernapasan.

Masalah terbesar justru ada pada comforter dan duvet. Karena ukurannya besar, benda ini jarang sekali dicuci setiap tamu. Hotel berbintang mungkin mencucinya lebih sering, tapi di kelas menengah biasanya hanya seminggu sekali. 

Bahkan, hotel budget bisa menundanya hingga sebulan, kecuali ada noda yang memaksa untuk segera dicuci. 

Beberapa hotel sudah menggunakan duvet dengan cover yang mudah dicuci bersama seprai, namun belum semua menerapkan standar ini. Artinya, selimut tebal yang terlihat bersih bisa saja sudah dipakai banyak orang sebelum Anda.

Lebih buruk lagi, dekorasi tempat tidur seperti bantal hias, selendang di ujung kasur, atau kain aksen hampir tidak pernah dicuci secara rutin. 

Banyak tamu meletakkannya di lantai atau memakainya dalam keadaan berpakaian lengkap, lalu staf menaruhnya kembali di kasur tanpa dibersihkan. 

Ironisnya, justru hotel-hotel mewah yang paling sering menggunakan dekorasi ini demi tampilan elegan, padahal kebersihannya paling diragukan.

Dari sisi sains, situasi ini makin mengkhawatirkan. Penelitian menunjukkan bakteri, jamur, dan tungau sangat mudah berkembang biak di tempat tidur. Tungau debu misalnya, hidup dari sel kulit mati manusia dan kotorannya bisa memicu asma. 

Studi juga menemukan jamur seperti Aspergillus fumigatus pada bantal, yang berbahaya bagi orang dengan imun lemah. Bahkan, investigasi di rumah sakit menemukan bakteri seperti E. coli dan Staphylococcus pada kain yang tidak dicuci dengan benar. 

Menurut pakar kebersihan, Dr. Karen Collins, “banyak orang tidak menyadari bahwa tempat tidur bisa menjadi sarang mikroba, dan standar kebersihan hotel sangat bervariasi.”

Jadi, jika Anda termasuk yang sensitif atau punya masalah kesehatan tertentu, jangan ragu untuk meminta penggantian linen baru atau bahkan membawa penutup bantal sendiri saat menginap. 

Tampilan kasur hotel mungkin menggoda, tapi kebersihan yang sebenarnya sering tersembunyi di balik lipatan rapi itu.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment