Jangan Keburu Minum Suplemen! Ini Fakta Mengejutkan soal Vitamin dan Infeksi yang Jarang Diketahui

18 Juni 2025 17:48
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Memang, vitamin punya peran penting dalam menjaga sistem imun, tapi bukan berarti dengan menenggak pil vitamin setiap hari kamu otomatis terbebas dari flu, batuk, atau bahkan penyakit serius seperti COVID-19.

Sahabat.com - Kalau kamu berpikir minum suplemen vitamin bisa bikin tubuh kebal dari segala infeksi, kamu nggak sendirian. 

Banyak orang percaya bahwa vitamin adalah "pelindung sakti" buat imunitas. Tapi ternyata, kenyataannya nggak sesederhana itu. 

Memang, vitamin punya peran penting dalam menjaga sistem imun, tapi bukan berarti dengan menenggak pil vitamin setiap hari kamu otomatis terbebas dari flu, batuk, atau bahkan penyakit serius seperti COVID-19.

Tubuh kita memang butuh berbagai jenis vitamin buat menjalankan semua fungsinya, terutama yang berkaitan sama sistem kekebalan. Kalau sampai kekurangan, tubuh bisa jadi lebih rentan diserang penyakit. 

Tapi, kata para peneliti, efek suplemen vitamin dalam mencegah infeksi masih jadi perdebatan panjang. 

"Vitamin penting untuk fungsi kekebalan tubuh, tapi suplemen bukan jaminan kamu nggak bakal sakit," ungkap para ilmuwan dari American Society for Microbiology.

Faktanya, sumber vitamin terbaik itu tetap dari makanan utuh seperti sayur dan buah segar. Bakteri baik dalam tubuh juga bantu memproduksi beberapa vitamin penting. Dan menariknya, vitamin bukan cuma bantu jaga daya tahan, tapi juga mendukung tubuh melawan mikroba dari berbagai sisi. 

Contohnya, vitamin A dan D membantu memperkuat jaringan kulit dan saluran pernapasan, sementara vitamin C bisa mengatur produksi zat yang dipakai sel imun buat berkomunikasi.

Tapi, bukan berarti makin banyak vitamin makin baik. Misalnya, kekurangan vitamin D memang dikaitkan sama kasus COVID-19 yang lebih parah, tapi belum ada bukti kuat bahwa suplemen vitamin D bisa cegah atau obati virus itu. Sama juga dengan vitamin A — di negara berkembang, anak-anak yang kekurangan vitamin A bisa lebih parah kalau kena campak. 

WHO pun merekomendasikan pemberian vitamin A pada anak penderita campak di negara berpenghasilan rendah. Tapi studi di Italia bilang, pemberian vitamin A nggak bikin campak lebih ringan di negara maju. Jadi, hasilnya sangat tergantung dari kondisi tiap negara dan masing-masing individu.

Ada juga anggapan bahwa vitamin C bisa cegah pilek, tapi itu biasanya hanya berlaku di kondisi khusus — misalnya buat atlet yang sering latihan ekstrem, atau orang dengan kadar vitamin C yang memang sudah rendah sejak awal. Artinya, efeknya bisa beda-beda tergantung siapa yang minum dan dalam kondisi apa.

Yang harus diwaspadai, terlalu banyak konsumsi vitamin juga bisa bahaya. Vitamin A misalnya, kalau dikonsumsi berlebihan bisa bikin kerusakan organ, pusing, sampai pengeroposan tulang. Bahkan sempat ada kasus anak-anak yang diberi vitamin A di rumah demi cegah campak — padahal vitamin A nggak bisa cegah campak, hanya vaksin MMR yang bisa. Vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C, memang lebih aman, tapi kalau kebanyakan bisa juga bikin diare, kram perut, atau bahkan batu ginjal.

Jadi, kalau kamu mau konsumsi suplemen, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter. Karena meskipun vitamin penting untuk kesehatan, mereka bukan satu-satunya faktor penentu kamu bakal sehat atau sakit. Banyak hal lain yang ikut berperan, mulai dari usia, kondisi tubuh, sampai lingkungan sekitar. Dan jangan lupa, ada cara lain yang lebih terbukti buat mencegah infeksi — seperti vaksinasi, ventilasi udara yang baik, dan sistem pemantauan penyakit seperti pengawasan limbah.

Intinya, vitamin memang penting, tapi bukan solusi ajaib. Suplemen bisa membantu dalam situasi tertentu, tapi bukan jaminan bebas infeksi. Jadi, makan makanan bergizi tetap jadi pilihan terbaik, ditambah gaya hidup sehat dan tindakan pencegahan lain yang sudah terbukti secara ilmiah.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment