Kebiasaan Makan Buruk pada Remaja Terkait dengan Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

08 April 2025 14:13
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Remaja dalam kategori ini mungkin terlibat dalam kebiasaan makan yang tidak sadar, seperti mengonsumsi camilan tidak sehat saat menggulir media sosial, dengan waktu yang terbatas untuk mempersiapkan makanan.

Sahabat.com - Kebiasaan makan buruk pada remaja, seperti konsumsi makanan manis, minuman manis, atau melewatkan sarapan, secara langsung terkait dengan penggunaan media sosial yang berlebihan, menurut penelitian dari Universitas Queensland.

Profesor Asaduzzaman Khan dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Rehabilitasi UQ memimpin tim yang menganalisis data dari survei Perilaku Kesehatan pada Anak Usia Sekolah yang melibatkan 222.865 remaja dari 41 negara.

Ini adalah penelitian multi-nasional pertama yang memberikan wawasan mengenai bagaimana perilaku media sosial terkait dengan pilihan makanan pada remaja.

"Seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial, penting untuk mengevaluasi potensi dampak buruk yang ditimbulkan terhadap anak-anak kita," kata Dr. Asaduzzaman Khan.

Penelitian ini memeriksa penggunaan media sosial yang dianggap berlebihan (penggunaan yang sering atau dalam durasi panjang) atau bermasalah (memiliki gejala kecanduan dengan perilaku kompulsif dan tidak terkendali). 

Kedua jenis penggunaan ini dikaitkan dengan konsumsi sarapan yang lebih rendah dan konsumsi makanan manis serta minuman manis yang lebih tinggi.

Dr. Khan menambahkan bahwa temuan ini menegaskan pentingnya mengurangi penggunaan media sosial yang bermasalah dan berlebihan untuk membantu mengatasi kebiasaan makan yang buruk.

"Kebiasaan makan yang buruk ini dapat menjadi faktor risiko untuk obesitas, sistem kekebalan tubuh yang melemah, kesehatan mental, dan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, serta masalah kardiovaskular di kemudian hari," jelasnya.

"Meskipun isu seperti perundungan daring, body shaming, dan citra tubuh negatif tidak dibahas dalam penelitian ini, kita tahu dari penelitian lain bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan tentu saja memengaruhi kesehatan psikososial, kinerja akademik, serta hubungan interpersonal dan keluarga."

Penelitian ini juga menganalisis konsumsi buah dan sayuran, dan ditemukan bahwa penggunaan media sosial yang bermasalah terkait dengan konsumsi buah dan sayuran yang lebih rendah. 

Remaja dalam kategori ini mungkin terlibat dalam kebiasaan makan yang tidak sadar, seperti mengonsumsi camilan tidak sehat saat menggulir media sosial, dengan waktu yang terbatas untuk mempersiapkan makanan.

Sebaliknya, penggunaan berlebihan dikaitkan dengan konsumsi buah dan sayuran yang lebih tinggi, yang mungkin dipengaruhi oleh para influencer kesehatan, ahli gizi, dan penggemar kebugaran, lapor penelitian tersebut.

Dr. Khan mengatakan bahwa masa remaja merupakan kesempatan unik untuk mengembangkan dan mempromosikan kebiasaan makan yang sehat. 

"Masa ini adalah periode yang ditandai dengan otonomi dalam perilaku makan dan pembentukan kebiasaan pribadi yang baru," tambahnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment