Kok Bisa? Atlet Justru Punya Risiko Gangguan Irama Jantung Lebih Tinggi, Ini Penjelasannya

08 Desember 2025 17:11
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi atlet berlari yang menggambarkan aktivitas fisik intens.

Sahabat.com - Olahraga dikenal sebagai kunci hati yang kuat, tapi fakta mengejutkan muncul dari berbagai penelitian: atlet ketahanan ternyata punya risiko hingga empat kali lebih tinggi mengalami atrial fibrillation, atau gangguan irama jantung yang bisa memicu stroke dan gagal jantung. 

Fenomena ini membuat para ahli kembali mempertanyakan, apakah mungkin tubuh mendapat “terlalu banyak hal baik”?

Penelitian populasi besar bahkan menunjukkan bahwa olahraga intensitas sedang hingga tinggi selama 150–300 menit per minggu mampu menurunkan risiko gangguan irama jantung hingga 15 persen. 

Namun ketika olahraga dilakukan jauh melampaui batas, hasilnya justru berbalik. Peneliti menjelaskan bahwa olahraga berlebihan bisa memicu stres berulang pada jantung hingga menyebabkan pembesaran ruang jantung dan munculnya jaringan parut.

Menurut Ben Buckley, peneliti dari Liverpool John Moores University, “Temuan ini menunjukkan bahwa manfaat olahraga tetap sangat besar, tapi dosisnya harus tepat karena latihan ekstrem dalam jangka panjang dapat membawa risiko tersendiri.” 

Ia menambahkan bahwa semakin tinggi intensitas dan volume latihan seorang atlet, semakin besar kemungkinan jantung menghadapi tekanan tambahan.

Beberapa studi pada atlet lari jarak jauh dan peserta lomba ski lintas alam menemukan bahwa jumlah perlombaan dan kecepatan finis berkaitan dengan meningkatnya risiko atrial fibrillation. Menariknya, risiko ini tampak lebih dominan pada atlet pria, sementara atlet wanita cenderung memiliki perlindungan alami yang dipengaruhi hormon estrogen.

Meski begitu, para ahli menegaskan bahwa pelari atau penggemar olahraga biasa tidak perlu panik. Yang penting adalah melatih tubuh secara cerdas, memperhatikan intensitas latihan, dan mengenali tanda peringatan seperti jantung berdebar tidak beraturan atau sesak. Gangguan irama jantung pun kini bisa dikelola dengan baik bila terdeteksi sejak awal.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment