Lemak Tersembunyi dalam Tubuh Dapat Meningkatkan Risiko Kematian dan Penyakit Jantung

03 Februari 2025 11:08
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Lemak yang terdapat di antara serat otot, yang disebut jaringan adiposa intermuskular (IMAT), telah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Namun, penelitian ini adalah yang pertama kali mengkaji dampak IMAT terhadap kesehatan jantung secara komprehensif.

Sahabat.com - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa manusia dengan lemak tersembunyi yang menumpuk di antara dan sekitar otot mereka berisiko lebih tinggi mengalami kematian atau rawat inap akibat penyakit jantung. Temuan ini menunjukkan bahwa risiko kesehatan jantung dapat meningkat meski seseorang memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang normal.

Penelitian yang dipublikasikan di Circulation ini menyoroti kelemahan BMI sebagai indikator tunggal untuk menilai kesehatan jantung. Menurut Viviany Taqueti, rekan penulis studi dan direktur Laboratorium Stres Jantung di Rumah Sakit Brigham dan Wanita, "Mengetahui bahwa lemak intermuskular meningkatkan risiko penyakit jantung memberi kita cara lain untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko tinggi, terlepas dari indeks massa tubuh mereka."

Lemak yang terdapat di antara serat otot, yang disebut jaringan adiposa intermuskular (IMAT), telah lama dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Namun, penelitian ini adalah yang pertama kali mengkaji dampak IMAT terhadap kesehatan jantung secara komprehensif.

Studi tersebut melibatkan 669 pasien, mayoritasnya wanita, yang menjalani pemeriksaan jantung di Rumah Sakit Brigham dan Wanita. Dengan menggunakan pemindaian tomografi emisi positron (PET/CT), para peneliti memetakan komposisi tubuh peserta, termasuk jumlah dan lokasi lemak serta otot. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan lemak otot sebesar 1 persen berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner mikrovaskular (CMD) sebesar 2 persen, serta peningkatan risiko kematian atau rawat inap akibat masalah jantung sebesar 7 persen.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa meskipun lemak subkutan (lemak di bawah kulit) tidak meningkatkan risiko penyakit jantung, lemak yang terkumpul di otot dapat menyebabkan peradangan dan gangguan metabolisme glukosa yang berujung pada resistensi insulin dan sindrom metabolik. Gangguan ini dapat merusak pembuluh darah kecil yang menyuplai darah ke jantung.

Penulis studi mengingatkan bahwa BMI tidak selalu mencerminkan jenis lemak yang dimiliki seseorang. Dalam beberapa kasus, BMI tinggi pada wanita mungkin menunjukkan jenis lemak yang lebih "jinak", tidak seperti lemak yang tersembunyi di otot.

Temuan ini membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh lemak intermuskular terhadap kesehatan jantung dan memberikan wawasan baru dalam pencegahan serta pengobatan penyakit kardiovaskular.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment