Liburan Bisa Picu Serangan Jantung? Waspada Holiday Heart Syndrome Saat Natal dan Tahun Baru

18 Desember 2025 15:52
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi suasana liburan Natal dengan minuman dan makanan, yang perlu diwaspadai karena dapat memicu gangguan kesehatan jantung.

Sahabat.com - Musim liburan identik dengan cuaca dingin, minuman hangat, makanan lezat, dan waktu berkumpul bersama keluarga. Namun di balik suasana meriah Natal dan Tahun Baru, dokter mengingatkan adanya risiko serius yang mengintai kesehatan jantung, dikenal dengan istilah holiday heart syndrome. Kondisi ini merujuk pada kumpulan gangguan jantung yang sering muncul selama musim liburan musim dingin.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa angka kematian akibat komplikasi jantung justru meningkat di antara Natal dan Tahun Baru. Faktor pemicunya beragam, mulai dari konsumsi alkohol berlebihan, stres liburan, pola makan tinggi lemak, hingga suhu dingin yang ekstrem. Studi American Heart Association bahkan mencatat puluhan juta kematian terkait kondisi ini dalam beberapa dekade terakhir, sementara riset di Swedia menemukan peningkatan serangan jantung hingga 15% selama musim liburan.

Dr. Keith Churchwell, mantan presiden relawan American Heart Association, menyebut holiday heart syndrome sebagai “konstelasi penyakit medis” yang mencakup gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium (AFib), gagal jantung, hingga serangan jantung. AFib sendiri dapat dipicu oleh konsumsi alkohol berlebih dan menyebabkan jantung berdetak tidak teratur, disertai gejala lelah, sesak napas, pusing, bahkan stroke.

Senada, Dr. Jeremy London, seorang ahli bedah kardiovaskular, menegaskan bahwa alkohol adalah pemicu utama. 

“Peningkatan konsumsi alkohol adalah *primary driver* holiday heart syndrome,” ujarnya. 

Ia juga menjelaskan bahwa cuaca dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang meningkatkan risiko pecahnya plak dan serangan jantung.

Kelompok yang paling berisiko adalah mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, atau gangguan irama jantung, termasuk mereka yang belum terdiagnosis. Karena itu, disiplin minum obat menjadi langkah pencegahan utama. 
“Minum obat sesuai anjuran adalah nomor satu,” kata Churchwell. Ia juga mengingatkan agar gejala seperti nyeri atau tekanan di dada tidak diabaikan selama liburan.

Menjaga aktivitas fisik, cukup tidur, membatasi alkohol, serta mendengarkan sinyal tubuh menjadi kunci agar liburan tetap menyenangkan tanpa mengorbankan kesehatan jantung.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment