Mengapa Berat Badan Susah Turun Meski Tidak Makan Nasi?

03 Maret 2025 16:47
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Karbohidrat yang tinggi kalori dan dapat menyumbang kenaikan berat badan, termasuk mie, roti putih, kue manis, atau makanan yang mengandung tepung lainnya.

Sahabat.com - Nasi sering dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan. Akibatnya, banyak orang yang menghindari nasi ketika mencoba menurunkan berat badan. Namun, meskipun mereka sudah menghindarinya, berat badan sering kali tetap tidak turun. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Berikut penjelasannya.
Dokter spesialis gizi klinik, dr. Mulianah Daya M.Gizi, menjelaskan bahwa meskipun seseorang menghindari nasi, jika mereka tetap mengonsumsi karbohidrat lain yang mengandung kalori tinggi, proses penurunan berat badan bisa terhambat.

"Sering kali saya mendengar keluhan dari pasien yang tidak makan nasi, tetapi berat badan mereka malah bertambah. Ini bisa terjadi karena mereka tidak memahami bahwa karbohidrat lainnya, seperti tepung-tepungan atau gula sederhana, bisa memiliki kalori yang lebih tinggi," ungkap dr. Mulianah.

Karbohidrat yang tinggi kalori dan dapat menyumbang kenaikan berat badan, termasuk mie, roti putih, kue manis, atau makanan yang mengandung tepung lainnya.

Menurut dr. Mulianah, tubuh memerlukan sekitar 130 gram karbohidrat setiap harinya untuk mendukung aktivitas dan menghindari kelelahan, pusing, atau kesulitan berkonsentrasi. 

Oleh karena itu, tidak perlu takut mengonsumsi karbohidrat, yang terpenting adalah memilih jenis karbohidrat yang tepat dan mengonsumsinya dalam porsi yang sesuai.

"Fokuslah pada karbohidrat kompleks yang tinggi serat, yang lebih sehat dan membantu menjaga kenyang lebih lama. Apalagi, selama bulan puasa, jenis karbohidrat ini sangat dianjurkan karena rendah kalori namun tetap memberi energi," jelas dr. Mulianah.

Nasi hitam, nasi merah, dan nasi cokelat adalah contoh nasi yang mengandung karbohidrat kompleks lebih tinggi. Saat ini, juga terdapat berbagai alternatif nasi yang rendah kalori dan tinggi serat, seperti Nasi Porang Cassava, Nasi Beras Merah, Nasi Jagung, dan Nasi Singkong. 

Produk-produk ini memiliki indeks glikemik rendah, sehingga tidak cepat meningkatkan kadar gula darah, bebas gluten, dan mengandung antioksidan.

Meski penelitian belum selesai, hasil awalnya sangat menggembirakan.
Selain itu, konsumsi nasi alternatif yang tinggi serat ini bisa membantu mencukupi kebutuhan serat harian sekitar 25 gram, apalagi jika dipadukan dengan sayuran. Dengan cara ini, kebutuhan serat harian bisa tercapai dengan lebih mudah.

Sebagai tambahan, dr. Mulianah menyarankan agar orang yang berpuasa tetap mengonsumsi makanan yang tinggi serat seperti nasi alternatif, serta menambahkan protein hewani atau nabati saat sahur untuk mengurangi rasa lapar sepanjang hari.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment