Sahabat.com - Selama ini kita mungkin percaya bahwa segelas susu setiap hari bisa jadi sahabat terbaik tulang kita, apalagi saat usia mulai bertambah. Tapi, benarkah begitu?
Sebuah penelitian besar di Finlandia yang berlangsung selama 25 tahun mengupas tuntas hubungan antara konsumsi produk susu dan risiko patah tulang pada perempuan usia lanjut — dan hasilnya cukup mengejutkan, sahabat!
Penelitian ini melibatkan lebih dari 14 ribu perempuan Finlandia yang lahir antara tahun 1932 hingga 1941, yang diteliti sejak tahun 1989.
Mereka diminta melaporkan seberapa banyak mereka mengonsumsi produk susu cair seperti susu, yogurt, dan susu asam, serta seberapa sering mereka makan keju.
Para peneliti juga mencatat kejadian patah tulang yang dialami para responden — apakah di pergelangan tangan, pinggul, bahu, atau tulang belakang — dan memastikan data ini lewat catatan medis.
Dan yang tak kalah penting, mereka juga mencatat gaya hidup, penggunaan suplemen vitamin D dan kalsium, kebiasaan olahraga, konsumsi alkohol, hingga berat badan tiap partisipan.
Nah, hasilnya cukup menarik. Ternyata, perempuan yang sama sekali tidak mengonsumsi susu cair memiliki risiko patah tulang paling tinggi. Bahkan dengan hanya minum hingga 4 deciliter per hari, risiko itu bisa turun secara signifikan.
Peneliti menyebut bahwa mereka yang minum susu cair dalam jumlah sedang hingga tinggi memiliki risiko lebih rendah hingga 26% untuk semua jenis patah tulang, dan hingga 36% lebih rendah untuk patah tulang akibat osteoporosis dibanding mereka yang tidak minum susu sama sekali.
Tapi bagaimana dengan keju? Di sinilah hal menarik terjadi. Peneliti menemukan bahwa keju tidak terlalu berpengaruh terhadap patah tulang akibat osteoporosis.
Tapi kalau bicara soal patah tulang pinggul — keju bisa jadi pelindung yang cukup ampuh. Konsumsi keju dalam jumlah tinggi ternyata bisa menurunkan risiko patah tulang pinggul hingga 47%! Namun, konsumsi sedang (sekitar tiga iris keju per hari) ternyata tidak menunjukkan efek perlindungan yang signifikan dibanding yang tidak mengonsumsi keju sama sekali.
Peneliti juga menambahkan bahwa faktor seperti jenis tulang dan kandungan nutrisi di tiap produk susu kemungkinan memengaruhi hasil. Misalnya, susu cair mungkin lebih bermanfaat untuk tulang belakang (yang mengandung lebih banyak jaringan trabekular), sementara keju bisa lebih baik untuk tulang pinggul (yang lebih padat dan keras). Ada juga kemungkinan bahwa rasio protein dan kalsium, serta kadar natrium dalam produk susu, ikut memengaruhi hasil ini.
Menariknya, penelitian ini juga jadi penjelasan atas paradoks susu yang pernah ditemukan di Swedia — di mana konsumsi susu tinggi justru dikaitkan dengan peningkatan risiko patah tulang. Para peneliti menduga bahwa perbedaan ini bisa jadi karena kebijakan fortifikasi vitamin A di susu yang berbeda-beda antar negara.
“Penemuan kami menunjukkan bahwa mengonsumsi susu cair dalam jumlah cukup bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif terhadap patah tulang seiring bertambahnya usia,” kata para peneliti.
Tapi mereka juga mengingatkan, manfaat paling besar terlihat saat seseorang beralih dari tidak minum susu sama sekali ke konsumsi dalam jumlah sedang. Jadi, lebih banyak belum tentu lebih baik ya, sahabat!
Meski hasil penelitian ini kuat karena waktu tindak lanjut yang sangat panjang dan metode pemantauan yang ketat, tetap ada kekurangannya. Misalnya, data konsumsi susu dan keju dilaporkan sendiri oleh peserta, yang tentu berisiko tidak akurat. Juga, tidak ada data rinci tentang jenis-jenis keju yang dikonsumsi, padahal ini bisa punya efek yang berbeda-beda.
Namun satu hal yang pasti, kalau kamu perempuan dan sedang menuju usia emas, mungkin sudah waktunya melirik kembali gelas susu di meja sarapanmu. Tidak harus berlebihan, tapi cukup untuk bantu menjaga tulang tetap kuat sampai usia senja.
0 Komentar
Vaksin Ini Bisa Cegah Jutaan Orang Terinfeksi Chikungunya, Kok Belum Dipakai Massal?
Hati-Hati! Obat Tulang Populer Ini Bisa Bikin Rahang Rusak Parah
Diet Ketat Tapi Aman? Ternyata Bisa Bikin Sembuh Diabetes dan Atasi Gangguan Makan Sekaligus!
Wangi Parfum Bisa Merusak Pelindung Tak Kasatmata di Tubuhmu, Ini Fakta yang Bikin Kaget!
Hati-Hati! Obat Populer Penurun Berat Badan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kebutaan
Mitos Vaksin COVID-19 di Awal Kehamilan Dipatahkan! Ini Fakta Mengejutkan dari Studi Terbaru
Leave a comment