Ngeri! Plastik Daur Ulang Ternyata Bisa Bikin Gangguan Hormon dan Picu Obesitas

23 Juni 2025 17:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Mereka menemukan bahwa plastik polyethylene daur ulang bisa ‘meracuni’ air dengan zat kimia yang memengaruhi sistem hormon dan metabolisme lemak pada larva ikan zebra alias zebrafish.

Sahabat.com - Bayangin aja, satu butiran kecil plastik daur ulang bisa mengandung lebih dari 80 jenis bahan kimia! 

Sebuah studi terbaru dari peneliti di University of Gothenburg dan Leipzig bikin kita berpikir dua kali soal plastik yang didaur ulang. 

Mereka menemukan bahwa plastik polyethylene daur ulang bisa ‘meracuni’ air dengan zat kimia yang memengaruhi sistem hormon dan metabolisme lemak pada larva ikan zebra alias zebrafish.

Selama ini kita menganggap daur ulang sebagai solusi buat krisis sampah plastik yang makin menggila. Tapi ternyata, plastik itu sendiri menyimpan ribuan zat tambahan yang kadang nggak diketahui atau bahkan nggak dilaporkan sama sekali. Nah, ketika plastik bekas ini didaur ulang, bahan-bahan kimia beracun itu bisa ikut masuk dan tersebar bebas tanpa kontrol.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan membeli pelet plastik daur ulang dari berbagai penjuru dunia. Pelet itu kemudian direndam dalam air selama 48 jam. Setelah itu, air rendaman tersebut diberikan ke larva ikan zebra selama lima hari. 

Hasilnya? Gen-gen yang berhubungan dengan metabolisme lemak, pembentukan sel lemak, dan sistem endokrin meningkat tajam.

“Waktu perendaman dan paparan yang singkat aja udah bisa menunjukkan bahwa zat kimia dalam plastik bisa berdampak besar ke makhluk hidup,” jelas Azora König Kardgar, penulis utama studi ini sekaligus peneliti ekotoksikologi dari University of Gothenburg.

Bukan cuma ikan yang terdampak. Penelitian sebelumnya juga mengungkap bahwa bahan kimia dari plastik bisa membahayakan manusia. Dampaknya nggak main-main—mulai dari gangguan reproduksi, obesitas, sampai risiko kanker dan diabetes. 

“Masalah terbesar dari daur ulang plastik adalah kita nggak pernah benar-benar tahu bahan kimia apa aja yang ada di produk daur ulang itu,” kata Bethanie Carney Almroth, profesor di University of Gothenburg. 

“Ada kemungkinan besar terjadi pencampuran bahan kimia yang bisa bikin plastik daur ulang jadi beracun.”

Nggak berhenti sampai di situ. Tim peneliti juga melakukan analisis kimia dari air rendaman pelet plastik tadi, dan hasilnya mencengangkan. Mereka menemukan banyak senyawa kimia yang berbeda-beda di setiap sampel. Ada bahan kimia plastik umum seperti UV-stabilizer dan plasticizer, tapi juga ada pestisida, obat-obatan, bahkan biocide yang seharusnya nggak ada dalam bahan plastik. 

“Bisa jadi zat-zat ini masuk ke plastik selama masa pakainya sebelum dibuang dan didaur ulang,” jelas Eric Carmona dari Helmholtz Centre for Environmental Research di Leipzig.

Di tengah kekhawatiran ini, para perwakilan negara di dunia bersiap untuk menghadiri pertemuan final di Jenewa, Swiss, Agustus nanti. 

Pertemuan ini bertujuan menyusun Global Plastics Treaty bersama PBB. Para peneliti mendesak agar perjanjian itu mencakup larangan atau pembatasan bahan kimia berbahaya dalam plastik, serta mendorong transparansi dalam seluruh rantai produksi plastik. 

“Plastik daur ulang nggak akan pernah benar-benar aman kalau kita nggak tahu bahan kimia apa saja yang terlibat dari awal sampai akhir,” tegas Prof. Bethanie.

So, sahabat, mulai sekarang yuk lebih waspada. Daur ulang memang niatnya baik, tapi kalau isinya racun tersembunyi, siapa yang bisa jamin aman?

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment