Obat Baru Ini Diklaim Bisa Cegah Alzheimer Tanpa Sentuh Neuron, Bikin Peneliti Tercengang!

05 Juni 2025 11:58
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Selama bertahun-tahun, penelitian tentang Alzheimer selalu fokus pada neuron sebagai target utama. Tapi kini para peneliti mencoba pendekatan berbeda: mereka mengincar blood-brain barrier atau BBB—semacam penjaga yang mengatur apa yang boleh masuk dan keluar dari otak.

Sahabat.com - Bayangkan kalau ada cara baru untuk melawan Alzheimer tanpa harus menyentuh neuron otak, melainkan cukup dengan menjaga ‘penjaga gerbang’ otak tetap aman. 

Itulah yang baru saja ditemukan para ilmuwan dari Case Western Reserve University, dan kabar ini bisa jadi angin segar bagi jutaan orang yang hidup dengan demensia di seluruh dunia.

Selama bertahun-tahun, penelitian tentang Alzheimer selalu fokus pada neuron sebagai target utama. Tapi kini para peneliti mencoba pendekatan berbeda: mereka mengincar blood-brain barrier atau BBB—semacam penjaga yang mengatur apa yang boleh masuk dan keluar dari otak. 

Dalam penelitian dengan tikus percobaan, strategi ini menunjukkan hasil yang mengejutkan. 

“Temuan kami menunjukkan cara baru yang aman untuk mencegah kerusakan otak dan gangguan kognitif akibat Alzheimer, dengan melindungi blood-brain barrier secara langsung,” ujar Andrew Pieper, psikiater dan ahli saraf dari Case Western Reserve School of Medicine. 

Ia juga menambahkan, “Pada tikus yang diberi obat ini, BBB tetap utuh. Otak mereka tidak mengalami kerusakan, dan yang paling penting, daya ingat dan fungsi kognitif mereka tetap normal.”

Penelitian ini juga dipimpin oleh Sanford Markowitz, profesor genetika kanker dan spesialis hematologi-onkologi. Ia menjelaskan bahwa BBB adalah lapisan pelindung super penting yang memisahkan otak dari darah. Nah, kalau lapisan ini rusak, otak jadi rentan terhadap infeksi dan zat beracun. 

Dan ternyata, kerusakan BBB sudah terjadi sejak awal pada banyak kasus Alzheimer maupun cedera otak.
Yang bikin makin menarik, mereka menemukan bahwa enzim bernama 15-PGDH—yang ada di sistem kekebalan dan sangat tinggi kadarnya di BBB—ikut berperan merusak pelindung otak ini. Enzim ini bahkan meningkat drastis pada penderita Alzheimer, cedera otak, dan penuaan. Jadi, para ilmuwan mencoba memblokir enzim ini dengan obat yang mereka kembangkan sendiri, namanya SW033291.

Awalnya, obat ini bukan dibuat untuk Alzheimer, melainkan untuk memperbaiki jaringan pada penyakit kolitis dan transplantasi sumsum tulang. Tapi siapa sangka, saat digunakan untuk memblokir 15-PGDH, obat ini malah bisa mengurangi peradangan otak dan menjaga BBB tetap sehat. 

Markowitz bilang, “Yang mengejutkan, obat ini tidak mengurangi kadar amyloid di otak—padahal kebanyakan obat Alzheimer terbaru justru fokus menghilangkan amyloid. Sayangnya, pendekatan itu belum terlalu berhasil dan efek sampingnya cukup berat. Jadi, menargetkan enzim ini bisa jadi pendekatan baru yang jauh lebih aman.”

Yang bikin makin menjanjikan, obat ini juga terbukti efektif pada tikus yang mengalami cedera otak seperti gegar otak. Bahkan saat diberikan 24 jam setelah cedera, obat ini tetap bisa melindungi otak dari kerusakan dan gangguan memori.

Dengan semua temuan ini, para peneliti optimis kalau obat ini nggak cuma bisa bantu atasi Alzheimer, tapi juga berpotensi untuk cedera otak dan penyakit otak lainnya. Meski masih tahap awal dan baru diuji pada hewan, tetap saja harapan ini seperti secercah cahaya di tengah kabut yang selama ini menyelimuti upaya melawan Alzheimer.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment