Rahasia Panjang Umur Akhirnya Terungkap? Ilmuwan Temukan Cara "Pause" Kematian Sel!

10 Juni 2025 17:15
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Mereka menemukan bahwa satu jenis kematian sel yang disebut nekrosis bisa jadi biang kerok dari penuaan, berbagai penyakit kronis, hingga masalah kesehatan yang dialami para astronot di luar angkasa. Dan kabar baiknya? Nekrosis ini mungkin bisa dihentikan!

Sahabat.com - Bayangkan kalau kita bisa menekan tombol “pause” saat sel-sel tubuh kita mulai rusak dan mati. 

Bukan di film fiksi ilmiah, tapi inilah yang sedang diteliti serius oleh para ilmuwan dari University College London (UCL), perusahaan bioteknologi LinkGevity, dan bahkan Badan Antariksa Eropa (ESA). 

Mereka menemukan bahwa satu jenis kematian sel yang disebut nekrosis bisa jadi biang kerok dari penuaan, berbagai penyakit kronis, hingga masalah kesehatan yang dialami para astronot di luar angkasa. Dan kabar baiknya? Nekrosis ini mungkin bisa dihentikan!

Nekrosis adalah bentuk kematian sel yang terjadi secara tidak terkontrol—bukan seperti kematian sel yang terprogram secara rapi, yang membantu regenerasi tubuh. Nekrosis itu seperti ledakan kecil dalam tubuh: sel pecah dan isinya bocor ke jaringan sekitarnya, menyebabkan peradangan, kerusakan jaringan, dan mempercepat penuaan. 

“Nggak banyak orang suka ngomongin soal kematian, bahkan kematian sel. Tapi kenyataannya, kalau cukup banyak sel yang mati, maka jaringan mati, dan akhirnya kita pun ikut terdampak,” jelas Dr. Keith Siew dari UCL.

Dr. Carina Kern, CEO LinkGevity, menyebut nekrosis sebagai “wilayah terakhir yang belum benar-benar dijelajahi dalam dunia kedokteran.” 

Menurutnya, nekrosis selama ini dianggap cuma tahap akhir dalam kematian sel. Padahal, bukti terbaru menunjukkan bahwa nekrosis justru bisa menjadi pemicu awal dari banyak masalah besar seperti penyakit jantung, gagal ginjal, Alzheimer, dan lain-lain. 

“Kalau kita bisa menargetkan nekrosis, maka kita mungkin bisa membuka pintu baru dalam pengobatan berbagai penyakit dan memperlambat penuaan itu sendiri,” katanya penuh semangat.

Apa yang bikin nekrosis begitu merusak? Salah satunya adalah kalsium. Saat sistem dalam sel gagal menjaga keseimbangan, kalsium bisa membanjiri sel seperti korsleting listrik. 

Akibatnya? Sel jadi kacau, pecah, dan melepaskan zat-zat beracun ke lingkungan sekitar. Ini memicu peradangan yang meluas dan memperparah kondisi kesehatan kita dari waktu ke waktu.

Masalah ini ternyata sangat berdampak di ginjal. Hampir setengah dari kita akan mengalami masalah ginjal saat usia menginjak 75 tahun. Dan nekrosis jadi faktor utama yang memicu kerusakan ini. 

Dr. Siew menjelaskan bahwa ada banyak penyebab ginjal bisa rusak—mulai dari kurang oksigen, stres oksidatif, sampai penumpukan racun—tapi semuanya mengarah ke satu titik: nekrosis. 

Jadi, meski kita nggak bisa menghindari semua penyebab itu, kalau nekrosis bisa dicegah, kita bisa memperlambat kerusakan ginjal secara keseluruhan.

Yang menarik, temuan ini juga punya kaitan besar dengan kesehatan para astronot. Di luar angkasa, gravitasi rendah dan radiasi kosmik mempercepat penuaan tubuh, terutama ginjal. 

Menurut studi terbaru yang dipimpin Dr. Siew, ginjal bisa jadi titik lemah utama dalam misi luar angkasa jangka panjang. Kalau kita bisa mengontrol nekrosis, bukan cuma kualitas hidup di Bumi yang meningkat, tapi misi manusia ke luar angkasa bisa jadi lebih aman dan tahan lama.

Profesor Damian Bailey dari European Space Agency bahkan bilang, “Menargetkan nekrosis bisa mengubah masa depan panjang umur di Bumi dan membuka jalan eksplorasi ruang angkasa lebih jauh lagi.” 

Ia menjelaskan bahwa kondisi yang mempercepat penuaan di Bumi menjadi lebih parah di luar angkasa. Artinya, penemuan ini bukan cuma soal kesehatan, tapi soal masa depan umat manusia.

Dr. Kern menutup dengan pernyataan penuh harapan, “Kalau kita bisa mencegah nekrosis, bahkan hanya sementara, kita bisa memutus siklus kerusakan dalam tubuh. Tubuh akan kembali bekerja secara normal, memperbaiki diri, dan siapa tahu—kita bisa regenerasi.”

Siapa sangka, menekan “pause” di level mikroskopis bisa membawa perubahan besar bagi masa depan kita? Mungkin inilah awal dari rahasia panjang umur yang selama ini kita cari.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment