Sahabat.com - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup kawasan Taman Nasional Komodo untuk aktivitas wisata. Belum jelas apakah aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo akan dibatalkan total atau hanya pada hari-hari tertentu saja.
BNTK sedang mempertimbangkan rencana penutupan kegiatan pariwisata di Taman Nasional Komodo. Penutupan kunjungan wisatawan ke salah satu destinasi terpopuler di Indonesia ini diperkirakan akan terjadi pada pertengahan tahun depan.
“Risetnya sudah selesai tahun ini dan kami berharap bisa dilaksanakan secara bertahap pada pertengahan tahun depan,” kata Hendrikus Rani Siga, Kepala BTNK.
Hendrikus menegaskan, tidak menutup kemungkinan adanya penghentian total kegiatan pariwisata di Taman Nasional Komodo. Itu semua tergantung pada hasil penelitian dan upaya masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya.
“Tentu saja kami akan memperhatikan kebutuhan manajemen dan respon masyarakat, namun ada juga kemungkinan penutupan total,” kata Hendrikus.
Hendrikus menjelaskan empat alasan mengapa aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo perlu ditutup.
Pertama, Taman Nasional Komodo perlu pulih dari aktivitas pariwisata yang berat yang dialaminya.
“Memberikan peluang bagi kawasan TNK dan sumber daya alamnya untuk beristirahat dan memulihkan diri dari tekanan aktivitas pariwisata yang akhir-akhir ini sangat intens dan meningkat,” jelasnya.
Alasan kedua adalah untuk mempromosikan tempat wisata daratan Flores sebagai destinasi utama selain Taman Nasional Komodo. Hendrikus menjelaskan, hingga saat ini kunjungan wisatawan hanya terkonsentrasi di kawasan Taman Nasional Komodo.
Hendrikus mengatakan akan menjadikan Flores sebagai destinasi wisata populer selain TNK.
Ketiga, meningkatkan peluang ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar tempat wisata di Flores dan sekitarnya.
Terakhir, sebagai bagian dari revitalisasi perangkat pengelolaan Taman Nasional Komodo, pihak BNTK akan mendorong efektivitas pengelolaan dengan membangun kembali sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan hubungan dengan pemangku kepentingan, khususnya masyarakat lokal.
Terakhir Hendrikus mengatakan, bahwa penelitian ilmiah dan masukan dari semua pihak sangat diperlukan untuk hal tersebut.
0 Komentar
Yuk, Seru-Seruan Bareng Sahabat di Arena Pacuan Kuda Kelas Dunia!
Travelling Ternyata Bisa Membuat Awet Muda
Tips Wisata Menggunakan Kendaraan Umum
Tips Travelling Agar Tidak Tersesat
Tips Travelling dan Observasi Hewan Liar di Hutan
Tips Traveling Bareng Komunitas
Tips Memilih Koper Tahan Banting untuk Traveling
Panduan Aman untuk Perjalanan Jarak Jauh Menggunakan Sepeda Motor
Destinasi Romantis di Jakarta untuk Pengantin Baru: Menyambut Cinta dengan Keindahan Kota
Tips Memilih Biro Travel Agent yang Tepat dan Dapat Dipercaya
Cara Aman Mengajak Bayi Saat Travelling
Leave a comment