Ternyata Penuaan Tak Selalu Sama! Rahasia Orang Pedalaman Ini Bikin Ilmuwan Terkejut

09 Juli 2025 15:44
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian yang dimuat di jurnal Nature Aging ini membandingkan pola peradangan pada empat kelompok berbeda. Dua berasal dari masyarakat modern – lansia di Italia dan Singapura. Dua lainnya adalah masyarakat adat yang masih hidup secara tradisional: suku Tsimane di hutan Amazon Bolivia dan Orang Asli di hutan Malaysia.

Sahabat.com - Apakah kita semua menua dengan cara yang sama? Ternyata, belum tentu. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan meyakini bahwa seiring bertambahnya usia, tubuh kita akan mengalami peningkatan peradangan kronis. 

Peradangan ini diam-diam memicu berbagai penyakit serius seperti jantung, demensia, dan diabetes. Tapi sebuah studi terbaru justru mengguncang pemahaman itu. Studi ini menyelidiki masyarakat adat yang hidup di pedalaman, dan hasilnya benar-benar bikin kaget!

Bayangkan sistem imun tubuh seperti alarm yang terus berbunyi tanpa sebab. Itulah gambaran peradangan kronis rendah yang disebut “inflammaging.” Ini seperti tubuh terus bertempur melawan musuh imajiner, sampai organ-organ jadi lelah dan mulai rusak. Tapi bagaimana kalau ternyata kondisi ini cuma “efek samping” dari gaya hidup modern kita?

Penelitian yang dimuat di jurnal Nature Aging ini membandingkan pola peradangan pada empat kelompok berbeda. Dua berasal dari masyarakat modern – lansia di Italia dan Singapura. Dua lainnya adalah masyarakat adat yang masih hidup secara tradisional: suku Tsimane di hutan Amazon Bolivia dan Orang Asli di hutan Malaysia.

Para peneliti mengumpulkan sampel darah dari lebih dari 2.800 orang, lalu memeriksa molekul-molekul peradangan, yang dikenal sebagai sitokin. Tujuannya untuk melihat apakah pola peradangan yang sebelumnya terlihat di negara maju juga muncul di masyarakat lain.

Hasilnya? Campur aduk.
Pada lansia di Italia dan Singapura, memang terlihat pola “inflammaging” yang konsisten. Penanda peradangan dalam darah seperti C-reactive protein dan faktor nekrosis tumor meningkat seiring usia, dan berkaitan erat dengan risiko penyakit kronis seperti ginjal dan jantung.

Tapi pada suku Tsimane dan Orang Asli, pola ini tidak ditemukan. Molekul peradangan mereka tidak meningkat secara konsisten seiring usia, dan tidak berkaitan dengan penyakit-penyakit yang umum di masyarakat modern.

Yang mencengangkan, suku Tsimane justru punya tingkat infeksi tinggi karena paparan parasit dan patogen. Tapi walau penanda peradangannya tinggi, mereka hampir tidak mengalami penyakit jantung, diabetes, atau demensia seperti yang umum terjadi di kota-kota besar.

“Peningkatan peradangan mungkin bukan ciri biologis universal dari proses penuaan,” kata Samuel J. White dari York St John University. 

Ia menambahkan bahwa peradangan kronis ini bisa jadi hanyalah hasil dari gaya hidup modern: makanan tinggi kalori, kurang gerak, dan lingkungan yang terlalu ‘bersih’ dari infeksi.

Di sisi lain, bisa saja peradangan akibat penuaan tetap terjadi di semua manusia, tapi dalam bentuk lain yang tidak terdeteksi lewat tes darah biasa. Mungkin sedang berlangsung diam-diam di jaringan atau sel tubuh, dan kita belum punya alat untuk mendeteksinya.

Dampaknya besar. Jika temuan ini benar, cara kita mendeteksi dan mengobati peradangan kronis perlu disesuaikan. Penanda biologis yang berlaku di Eropa atau Asia belum tentu cocok di tempat lain. Bahkan di negara maju pun, belum tentu cocok untuk semua kelompok masyarakat.

Lebih jauh lagi, strategi seperti diet, olahraga, atau obat antiinflamasi mungkin bekerja efektif di perkotaan, tapi tidak relevan bagi masyarakat yang hidup secara alami.

Yang paling penting, studi ini mengingatkan kita bahwa banyak pengetahuan medis selama ini datang dari penelitian di negara-negara kaya. Kita tidak bisa anggap hasilnya berlaku untuk seluruh umat manusia. 

“Ini baru awal,” ujar Philippe B. Wilson dari York St John University. 

Ia menyerukan agar penelitian lebih inklusif, mencakup beragam gaya hidup dan budaya di seluruh dunia.
Pelajaran berharga dari studi ini: apa yang kita anggap sebagai ‘kebenaran universal’ tentang penuaan mungkin cuma kisah lokal yang terbentuk oleh lingkungan, pola makan, dan cara hidup kita sehari-hari.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment