Waktu Terbaik Liburan ke Bali yang Jarang Orang Tahu

03 Oktober 2025 17:38
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pada akhirnya, Bali selalu punya pesona di setiap musim. Pilihannya tergantung apa yang kamu cari, apakah liburan penuh aktivitas di musim kemarau, ketenangan di musim hujan, pengalaman budaya lewat festival, atau sekadar menikmati sunrise di puncak gunung. Bali akan selalu menyambut dengan keindahannya.

Sahabat.com - Bali selalu jadi magnet wisata dunia dengan pantai eksotis, sawah hijau Ubud, hingga pura yang penuh pesona spiritual. 

Namun banyak wisatawan masih bingung kapan waktu terbaik untuk datang agar bisa menikmati liburan tanpa repot. 

Sebenarnya, Bali hanya punya dua musim utama, yaitu musim kemarau dari April hingga Oktober dan musim hujan dari November hingga Maret. 

Suhu rata-rata sepanjang tahun stabil di kisaran 24–28 derajat Celcius, membuat pulau ini selalu nyaman untuk dikunjungi.

Bagi pencinta pantai dan olahraga air, musim kemarau adalah pilihan paling tepat. Langit cerah, hujan minim, dan ombak lebih stabil sehingga cocok untuk surfing, snorkeling, maupun diving. 

Bulan Juli dan Agustus disebut-sebut sebagai puncak terbaik karena kelembapan rendah dan suhu lebih sejuk, sehingga liburan terasa segar meski penuh aktivitas luar ruangan. 

Menurut para instruktur selancar di Kuta, ombak terbesar justru datang antara Juni sampai Agustus, saat peselancar internasional memenuhi garis pantai barat daya Bali.

Sebaliknya, musim hujan justru memberi pengalaman berbeda. Meski hujan deras bisa datang tiba-tiba, suasana Bali jadi lebih tenang karena turis jauh berkurang. 

Inilah saatnya menikmati Ubud dengan hutan tropis yang makin rimbun, sawah yang menghijau, serta udara yang penuh aroma tanah basah. Harga hotel dan vila juga turun drastis sehingga wisatawan bisa mendapatkan kamar dengan pemandangan laut atau villa mewah dengan biaya yang jauh lebih murah. 

Seorang pemilik vila di Canggu pernah menyebut, “Bali di musim hujan itu romantis, tenang, dan lebih intim. Cocok untuk mereka yang ingin suasana privat.”

Bagi yang hobi mendaki, bulan Mei hingga Oktober adalah momen emas karena jalur lebih aman dan tidak licin. Gunung Batur, salah satu ikon trekking Bali, paling indah didaki di bulan Juli hingga Oktober ketika cuaca cerah memberi pemandangan matahari terbit yang menakjubkan. 

Sementara bagi pencinta air terjun, bulan Mei dan Juni menjadi waktu favorit karena aliran air deras setelah musim hujan.

Selain itu, kalender budaya Bali juga patut diperhitungkan. Festival Seni Bali biasanya berlangsung pertengahan Juni hingga Juli, menampilkan parade seni, tari, dan musik tradisional. 

Pada 17 Agustus, suasana meriah terasa di seluruh Bali saat Hari Kemerdekaan Indonesia dirayakan dengan parade dan pesta rakyat. 

Tak ketinggalan Nyepi yang jatuh sekitar Maret, saat seluruh pulau hening total dalam sehari penuh keheningan dan meditasi, memberi pengalaman spiritual yang sulit dilupakan.

Meski begitu, ada waktu yang sebaiknya dihindari jika tujuan liburan adalah berjemur dan bermain air, yaitu puncak musim hujan di Desember dan Januari. 

Selain curah hujan tinggi, jalanan bisa licin, laut bergelombang, dan serangan nyamuk lebih banyak. 

Traveler yang tetap memilih musim ini wajib membawa obat nyamuk dan repelan karena risiko penyakit seperti demam berdarah meningkat.

Pada akhirnya, Bali selalu punya pesona di setiap musim. Pilihannya tergantung apa yang kamu cari, apakah liburan penuh aktivitas di musim kemarau, ketenangan di musim hujan, pengalaman budaya lewat festival, atau sekadar menikmati sunrise di puncak gunung. Bali akan selalu menyambut dengan keindahannya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment