Waspada! Pil KB Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Stroke, Ini Fakta yang Jarang Diungkap!

04 Juni 2025 15:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Temuan terbaru yang dipresentasikan di European Stroke Organisation Conference menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal kombinasi (yang mengandung estrogen dan progestogen) bisa meningkatkan risiko stroke jenis tertentu yang disebut cryptogenic stroke.

Sahabat.com - Buat banyak perempuan, pil KB kombinasi mungkin sudah jadi bagian dari rutinitas harian yang dianggap aman dan praktis. Tapi ternyata, ada risiko tersembunyi yang bisa bikin deg-degan—yaitu stroke. 

Temuan terbaru yang dipresentasikan di European Stroke Organisation Conference menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal kombinasi (yang mengandung estrogen dan progestogen) bisa meningkatkan risiko stroke jenis tertentu yang disebut cryptogenic stroke. Jenis stroke ini muncul tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, dan cukup mengejutkan, ternyata dialami oleh sekitar 40% wanita muda yang terkena stroke.

Dalam konferensi tersebut, para peneliti memaparkan hasil dari studi internasional bernama Secreto, yang melibatkan 608 pasien berusia 18 sampai 49 tahun dari 13 negara Eropa. Temuannya bikin banyak pihak terkejut: perempuan yang menggunakan pil KB kombinasi punya risiko tiga kali lipat lebih besar terkena cryptogenic stroke dibanding mereka yang tidak pakai. Yang bikin temuan ini makin kuat, para peneliti sudah memperhitungkan faktor lain seperti obesitas dan riwayat migrain.

Sebenarnya, sudah lama diketahui kalau kontrasepsi hormonal gabungan—baik itu dalam bentuk pil, IUD, patch, atau cincin vagina—memang sedikit meningkatkan risiko kejadian serius seperti stroke iskemik, yaitu stroke yang terjadi karena aliran darah ke otak terhambat. 

Tapi penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari dua juta perempuan juga memperlihatkan hal yang sama. Bahkan, cincin vagina meningkatkan risiko stroke hingga 2,4 kali lipat dan serangan jantung 3,8 kali lipat. 

Sementara patch kontrasepsi menaikkan risiko stroke hampir 3,5 kali lipat. Di sisi lain, IUD yang hanya mengandung progestin tidak menunjukkan peningkatan risiko stroke maupun serangan jantung—ini seolah menguatkan bahwa estrogen jadi 'tersangka utama'.

Kok bisa? Estrogen sintetis dalam kontrasepsi ternyata cukup kuat pengaruhnya. Dibanding estrogen alami dalam tubuh yang fungsinya penting buat proses pembekuan darah, estrogen sintetis dalam pil KB dikirim dalam dosis stabil dan tinggi, merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak protein pembeku darah, sekaligus menurunkan zat antikoagulan alami. 

Akibatnya, risiko penggumpalan darah meningkat, dan ini bisa menyebabkan stroke jika gumpalan tersebut menyumbat pembuluh darah di otak. 

Apalagi kalau seseorang merokok, sering migrain, atau punya faktor genetik yang bikin darah gampang menggumpal—risikonya bisa berlipat ganda.

Peneliti juga menambahkan bahwa estrogen bisa sedikit menaikkan tekanan darah dan memengaruhi fungsi pembuluh darah dari waktu ke waktu, yang turut menyumbang risiko stroke. 

Meski begitu, tenang dulu—risikonya tetap tergolong rendah. Perkiraannya, hanya akan ada satu kasus stroke tambahan per tahun dari setiap 4.700 perempuan yang memakai pil KB kombinasi. Tapi karena jumlah pengguna kontrasepsi jenis ini sangat banyak di seluruh dunia, dampaknya jadi cukup besar secara populasi.

Salah satu peneliti mengingatkan, "Kita tidak sedang bilang kontrasepsi ini harus dihindari semua orang. Tapi penting buat para perempuan tahu risikonya secara utuh, supaya bisa membuat keputusan yang benar-benar tepat untuk tubuh mereka sendiri."

Sayangnya, selama ini kesehatan perempuan sering kali kurang jadi prioritas dalam penelitian medis. Banyak studi kesehatan yang lebih fokus ke pria, sementara perempuan sering dianggap sebagai 'variasi' yang bisa disesuaikan belakangan. Akibatnya, efek samping kontrasepsi sering tidak diteliti secara mendalam dan kurang disampaikan ke publik.

Padahal, perempuan berhak tahu segalanya—baik manfaat maupun risikonya. Mereka juga berhak memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing. Jangan lupa juga, kehamilan dan masa setelah melahirkan justru membawa risiko pembekuan darah dan stroke yang lebih tinggi daripada penggunaan pil KB.

Intinya, tidak ada metode kontrasepsi yang benar-benar sempurna. Tapi kalau informasinya jelas dan lengkap, perempuan bisa merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Dan tentu saja, kita juga butuh lebih banyak penelitian yang benar-benar mewakili kompleksitas tubuh perempuan agar pilihan yang tersedia semakin aman dan beragam.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment