Apakah Seks Membantu Tidur Lebih Nyenyak?

14 Maret 2025 17:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian ini juga mencatat bahwa baik hubungan seks bersama pasangan maupun masturbasi solo memiliki manfaat tidur yang terukur.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa aktivitas seksual, baik dengan pasangan maupun secara solo, dapat meningkatkan kualitas tidur dan menyelaraskan siklus tidur REM (Rapid Eye Movement). 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Health ini melibatkan sekelompok pasangan yang tinggal bersama di Australia, dan menemukan bahwa aktivitas seksual sebelum tidur dapat memberikan manfaat tidur yang signifikan.

Para peneliti fokus pada pengaruh perilaku seksual terhadap hasil tidur, terutama setelah orgasme. Diketahui bahwa orgasme dapat memiliki efek menenangkan pada tidur berikutnya, dengan mengurangi kadar kortisol (hormon stres) dan meningkatkan hormon prolaktin serta oksitosin, yang dapat membantu relaksasi. 

Oksitosin, yang meningkat setelah berhubungan seksual, telah dikaitkan dengan peningkatan kualitas hidup dan tidur, serta penurunan kadar kortisol. Prolaktin, yang juga meningkat setelah orgasme, biasanya terkait dengan kepuasan seksual dan kualitas orgasme.

Penelitian ini juga mencatat bahwa baik hubungan seks bersama pasangan maupun masturbasi solo memiliki manfaat tidur yang terukur. 

Para peserta yang berhubungan seks sebelum tidur merasa lebih termotivasi dan siap menghadapi hari berikutnya, menunjukkan manfaat di luar kualitas tidur.

Peneliti merekrut pasangan heteroseksual sehat yang berusia 18 tahun ke atas dan aktif berhubungan seks lebih dari sekali seminggu. Peserta yang hamil, menderita gangguan tidur, atau memiliki anak dikecualikan dari penelitian. 

Selama 11 malam, peserta dipantau menggunakan perangkat headband (DREEM3) yang mencatat data fisiologis tidur mereka. Mereka menjalani tiga kondisi berbeda: berhubungan seks dengan pasangan, tanpa seks, dan masturbasi solo.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita tidur 30 menit lebih lama setelah berhubungan seks dengan pasangan, sedangkan pria tidak menunjukkan perubahan signifikan dalam total waktu tidur. 

Kualitas tidur, efisiensi tidur, dan waktu terjaga setelah tidur (WASO) meningkat setelah melakukan aktivitas seksual, baik bersama pasangan maupun solo.

Namun, tidak ada perbedaan signifikan dalam waktu tidur total, latensi tidur, kualitas tidur subyektif, atau waktu bangun. 

Meski demikian, kualitas tidur menunjukkan tren peningkatan setelah berhubungan seks dengan pasangan. Intesitas orgasme, yang dinilai dengan skala 100 poin, berhubungan signifikan dengan motivasi, kesiapan untuk hari berikutnya, dan kualitas tidur subyektif.

Penelitian ini menyarankan bahwa aktivitas seksual, baik dengan pasangan maupun secara solo, dapat menjadi metode non-farmakologis yang berguna untuk meningkatkan kualitas tidur. Terlebih lagi, konsistensi tidur REM lebih panjang ketika tidur bersama, meskipun aktivitas seksual tidak dilakukan. 

Meskipun hasilnya menarik, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang kecil dan hanya melibatkan pasangan heteroseksual.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment