Sahabat.com - Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Liver International mengungkapkan bahwa diet tinggi lemak dan gula pada ibu hamil dapat menyebabkan stres hati pada janin yang berlanjut hingga kehidupan awal mereka.
Penelitian ini menunjukkan perubahan pada asam empedu janin yang memengaruhi perkembangan dan progresi penyakit hati.
Asam empedu umumnya membantu pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus halus. Namun, ketika kadar asam empedu terlalu tinggi, zat ini menjadi toksik dan dapat merusak hati.
Meskipun ibu dapat mendetoksifikasi asam empedu, janin tidak memiliki kemampuan tersebut. Asam empedu bisa kembali ke tubuh ibu untuk proses detoksifikasi, tetapi jika tidak, asam empedu akan menumpuk di hati janin, yang kemudian memicu masalah kesehatan di masa depan.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa paparan dini terhadap kadar asam empedu yang berlebihan di dalam kandungan dapat menjadi faktor penting dalam perkembangan awal penyakit hati berlemak terkait gangguan metabolik (MASLD), yang memengaruhi hingga 30% anak muda.
Jed Friedman, Ph.D., Wakil Rektor Program Diabetes di Universitas Oklahoma dan Direktur OU Health Harold Hamm Diabetes Center, yang juga menjadi penulis senior dalam penelitian ini, mengatakan, “Ini adalah masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Kami tahu bahwa ibu dengan obesitas atau yang mengonsumsi pola makan buruk bisa membuat generasi berikutnya berisiko mengalami obesitas, diabetes, dan penyakit metabolik lainnya sejak dalam kandungan, yang menciptakan siklus berbahaya dari ibu ke bayi."
Penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang dipelajari mengalami kerusakan hati pada usia muda, termasuk peningkatan jumlah protein yang disebut kolagen yang terkait dengan fibrosis (penumpukan jaringan parut), serta sel-sel hati yang terlibat dalam fibrosis. Diet tinggi lemak juga menyebabkan perubahan pada cara kerja beberapa gen hati, terutama yang berhubungan dengan pemrosesan asam empedu.
Perubahan ini bertahan meskipun anak-anak tersebut telah disapih dan mengonsumsi makanan berbeda setelahnya.
Selain itu, anak-anak yang ibu-ibunya mengonsumsi diet tinggi lemak menunjukkan peningkatan jumlah sel saluran empedu (sel yang mengalirkan empedu dari hati), yang menunjukkan bahwa hati berusaha mengimbangi kerusakan yang terjadi.
“Penelitian ini memberikan bukti bahwa MASLD dimulai sejak dalam kandungan, dipengaruhi setidaknya sebagian oleh diet tinggi lemak ibu,” ujar Friedman.
“Penemuan tingginya kadar asam empedu pada janin bisa memberikan wawasan lebih dalam mengenai tahap awal MASLD dan perkembangannya sebelum penyakit ini memburuk.”
Makanan yang dikonsumsi ibu selama kehamilan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan masa depan anak. Dengan memilih makanan sehat, ibu bisa membantu mengurangi risiko anak mengalami penyakit metabolik seperti MASLD di kemudian hari.
0 Komentar
Apakah Seks Membantu Tidur Lebih Nyenyak?
Hanya 5 Hari Makanan Cepat Saji Bisa Turunkan Sensitivitas Insulin Otak dan Picu Obesitas
Pria Australia Pertama yang Keluar Rumah Sakit dengan Jantung Titanium yang Menyelamatkan Nyawa
Psikolog Berikan Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Ramadhan
Mengatasi Infeksi Jamur pada Kuku Kaki: Langkah Sederhana untuk Kuku Kaki yang Lebih Sehat
Pengaruh Lingkungan terhadap Kesehatan Anak
Leave a comment