Gak Nyangka! Ternyata Insomnia Bisa Bikin Hidup Orang Dewasa dengan ADHD Jadi Makin Gak Bahagia

15 Juli 2025 17:08
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ini bukan sekadar asumsi, tapi hasil dari riset gabungan antara University of Southampton dan Netherlands Institute of Neuroscience yang baru saja dipublikasikan di BMJ Mental Health.

Sahabat.com - Siapa sangka, susah tidur alias insomnia ternyata bisa bikin hidup orang dewasa dengan gejala ADHD terasa makin berat dan nggak bahagia. 

Ini bukan sekadar asumsi, tapi hasil dari riset gabungan antara University of Southampton dan Netherlands Institute of Neuroscience yang baru saja dipublikasikan di BMJ Mental Health.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan meneliti data dari lebih dari 1.300 orang dewasa yang tergabung dalam Netherlands Sleep Registry. 

Mereka diminta mengisi kuesioner soal gejala ADHD, kualitas tidur, kebiasaan tidur, tingkat depresi, sampai kepuasan hidup. 

Hasilnya cukup mengejutkan: makin tinggi gejala ADHD yang dirasakan, makin parah juga insomnia yang dialami—dan semua ini berdampak langsung ke kepuasan hidup mereka.

Dr. Sarah L. Chellappa dari University of Southampton bilang, "Temuan kami menunjukkan ada hubungan antara gejala ADHD, tingkat keparahan insomnia, dan rendahnya kepuasan hidup." 

Menurutnya, gangguan tidur bisa memengaruhi sistem neuroperilaku dan kognitif seperti fokus dan pengaturan emosi. Tapi di sisi lain, perilaku impulsif dan hiperaktif khas ADHD juga bisa bikin tidur terganggu. Jadi, keduanya kayak saling memperparah satu sama lain.

Nggak cuma susah tidur, orang-orang dengan gejala ADHD juga cenderung mengalami depresi, tidur yang kurang berkualitas, dan punya kebiasaan tidur larut malam serta bangun siang. 

Profesor Samuele Cortese yang juga ikut dalam penelitian ini bilang, "Orang dewasa dengan gejala ADHD lebih mungkin punya kualitas tidur yang buruk, keluhan insomnia, dan suasana hati yang rendah—semuanya berkontribusi ke kepuasan hidup yang menurun."

Terus gimana solusinya? Para peneliti bilang, masih perlu lebih banyak studi untuk benar-benar memahami hubungan rumit antara ADHD dan gangguan tidur. Tapi satu hal yang menjanjikan adalah terapi kognitif perilaku untuk insomnia atau terapi pembatasan tidur, yang bisa jadi membantu memperbaiki kualitas hidup mereka yang punya gejala ADHD tinggi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment