Herbal 2.000 Tahun Ini Diam-diam Bisa Bantu Turunkan Berat Badan Secara Alami!

03 Juni 2025 14:16
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Science and Technology of China bekerja sama dengan Akademisi John R. Speakman dari Shenzhen Institutes of Advanced Technology menemukan bahwa halofuginone bisa meningkatkan dua protein penting dalam tubuh kita, yaitu GDF15 dan FGF21.

Sahabat.com - Kalau kamu lagi cari cara menurunkan berat badan tanpa harus minum obat mahal atau diet ekstrem, mungkin sudah waktunya kamu kenalan sama halofuginone. 

Nama yang cukup asing, ya? Tapi ternyata, ini adalah senyawa alami yang sudah digunakan selama lebih dari 2.000 tahun dalam pengobatan tradisional Tiongkok, khususnya dari tanaman Changshan. 

Awalnya sih dipakai untuk mengobati malaria, tapi para ilmuwan baru-baru ini menemukan manfaat mengejutkan lainnya: membantu menurunkan berat badan!

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Science and Technology of China bekerja sama dengan Akademisi John R. Speakman dari Shenzhen Institutes of Advanced Technology menemukan bahwa halofuginone bisa meningkatkan dua protein penting dalam tubuh kita, yaitu GDF15 dan FGF21. 

Kedua protein ini punya peran besar dalam mengatur nafsu makan dan metabolisme. Hasilnya? Berat badan berkurang dan tubuh jadi lebih sehat secara metabolik.

"Halofuginone bisa meningkatkan kadar GDF15 dan FGF21 secara alami dalam tubuh, yang efeknya adalah nafsu makan berkurang dan pembakaran energi meningkat," jelas Profesor Jianping Weng, kepala tim peneliti.

GDF15 dikenal sebagai ‘faktor anoreksigenik’—alias bikin kita nggak gampang lapar—karena bekerja langsung pada reseptor di otak. Sementara itu, FGF21 adalah hormon metabolik utama yang dihasilkan hati dan fungsinya antara lain membantu tubuh membakar lemak, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengatur metabolisme di jaringan hati dan lemak.

Yang menarik, efek dari halofuginone ini nggak cuma kelihatan di satu jenis percobaan. Bahkan ketika diuji pada berbagai jenis hewan seperti tikus DIO (yang dibuat gemuk dengan diet tinggi lemak), tikus ob/ob, dan babi mini, hasilnya tetap konsisten: berat badan turun, metabolisme meningkat, dan sensitivitas insulin membaik. 

Nggak peduli jantan atau betina, suhu lingkungan, atau cara pemberian obatnya, efeknya tetap ampuh.
Lebih hemat pula dibandingkan terapi mahal berbasis protein rekombinan, karena HF ini bekerja lewat jalur molekul kecil yang lebih terjangkau dan mudah dikonsumsi. 

Tapi, mereka juga menemukan bahwa senyawa yang tidak bisa menghambat EPRS1 (enzim target utama HF) tidak bisa menghasilkan efek penurunan berat badan. Jadi, jelas banget bahwa EPRS1 adalah kunci dari semua efek positif ini.

Halofuginone dan turunannya kemungkinan besar bakal jadi kandidat kuat untuk terapi obesitas di masa depan. Bayangkan saja, dari pengobatan malaria zaman kuno, kini bisa jadi solusi modern untuk masalah berat badan. Dunia medis memang selalu penuh kejutan!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment