Makanan Ini Buktinya Bisa Memulihkan Ususmu Lebih Cepat daripada Transplantasi Feses!

02 Juni 2025 11:16
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para ilmuwan dari Universitas Chicago dan Simons Foundation baru saja membuktikan kalau “diet sehat” mampu memulihkan mikrobioma usus jauh lebih baik dibandingkan transplantasi feses (FMT).

Sahabat.com - Bayangin deh, kamu habis minum antibiotik dan mikroba baik di ususmu benar-benar porak-poranda. 

Tenang, sahabat, ternyata rahasianya cuma balik ke dapur: makan makanan sehat! 

Para ilmuwan dari Universitas Chicago dan Simons Foundation baru saja membuktikan kalau “diet sehat” mampu memulihkan mikrobioma usus jauh lebih baik dibandingkan transplantasi feses (FMT).

Penelitian ini dipimpin oleh Joy Bergelson dan Eugene Chang. 

“Sekarang banyak orang fokus mengobati mikrobioma yang menipis pakai hal-hal seperti transplantasi feses,” kata Joy Bergelson, “tetapi studi kami menunjukkan bahwa tanpa diet sehat, transplantasi itu tidak bakal sukses. Bahkan diet sehat saja masih lebih unggul.”

Awalnya, ide muncul ketika Megan Kennedy—penulis utama studi—lagi mengumpulkan data untuk membantu pemulihan setelah pengobatan antibiotik. Saat meneliti, ia kaget karena hampir nggak ada yang serius melihat pengaruh diet terhadap mikrobioma yang baru saja hancur. 

“Saya pikir, masa cuma minum suplemen atau FMT? Padahal apa yang kita makan setiap hari jelas berdampak besar,” ujarnya.

Untuk membuktikannya, para peneliti memberikan dua jenis makanan ke sekelompok tikus: satu kelompok makan gaya Western diet (rendah serat, tinggi lemak), satunya lagi makan diet seimbang kaya serat. 

Setelah beberapa minggu, mereka memusnahkan mikrobioma tikus-tikus itu dengan antibiotik. 

Hasilnya? “Dalam seminggu, tikus yang makan sehat sudah kembali hampir seperti semula,” jelas Kennedy. 

“Sedangkan tikus yang makan gaya Western benar-benar hancur, cuma satu jenis bakteri yang mendominasi dan butuh waktu berminggu-minggu untuk pulih—bahkan nyaris nggak pulih sempurna.”

Gaya makan tinggi gula sederhana di Western diet bikin mikroba sulit berkembang. Biasanya, mikroba pertama memecah karbohidrat kompleks, menghasilkan produk yang dibutuhkan mikroba lain untuk tumbuh. 

“Di Western diet, gulanya sudah ‘jumbo’ dari awal, jadi nggak perlu mikroba lain buat pecah-pecah. Akibatnya, cuma satu jenis mikroba yang bisa hidup di situ,” ujar Bergelson. 

Komunitasnya jadi kurang beragam dan nggak tangguh.
Lalu, gimana kalau kita coba ngasih transplantasi mikroba sehat via FMT? 

“Ide FMT itu simpel: ambil mikroba baik dari orang sehat, masukin ke orang sakit, selesai,” kata Kennedy. 

Tapi ternyata, kalau tikus masih makan Western diet, “transplantasi itu nggak nempel sama sekali.” Artinya, tanpa diet sehat, FMT cuma sia-sia.

Selain memulihkan jumlah mikroba, peneliti juga menguji ketahanan usus terhadap patogen—seperti bakteri salmonella. Dua minggu setelah mikrobioma tikus dihapus, para ilmuwan menantang mereka dengan salmonella. 

“Tikus yang makan gaya Western diet sakitnya parah. Berat badan turun drastis, diare parah. Dua minggu untuk tikus itu sama seperti beberapa bulan bagi manusia,” terang Kennedy. 

Ini menunjukkan kalau mikrobioma yang rapuh bertahan lebih lama dan jadi incaran patogen.

Jadi, intinya, sahabat, kalau ususmu lagi rewel—entah karena antibiotik, penyakit radang usus, atau apapun—langkah paling mudah dan paling ampuh adalah kembali ke pola makan sehat: gandum utuh, sayur hijau, buah-buahan, dan makanan fermentasi. 

Selain bikin perut nyaman, kamu juga membangun ekosistem mikroba yang tangguh, yang tidak cuma bantu cerna makanan tapi juga lindungi tubuh dari serangan penyakit.

Lebih luas lagi, penelitian ini jadi pengingat kalau prinsip ekologi di alam juga berlaku di tubuh kita. Seperti hutan yang butuh waktu dan kondisi tepat untuk pulih setelah kebakaran, usus juga butuh “nutrisi” yang pas agar komunitas mikroba bisa bangkit kembali. 

Jadi, sebelum mikir repot soal transplantasi, coba cek dulu apa yang ada di piringmu hari ini—soalnya itu mungkin kunci utama untuk bikin ususmu kembali prima.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment