Miris, Juara Senam Tingkat Provinsi dengan 21 Sertifikat Tak Lolos PPDB SMP di Depok

01 Juli 2024 15:53
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi ibu sedih dan kecewa anaknya yang berprestasi tidak lolos PPDB. (iStock)

Sahabat.com - Kartika, orang tua siswa SD di Depok, berbagi cerita tentang anaknya yang gagal masuk salah satu SMP Negeri lewat proses PPDB (Penerimaan Pesrta Didik Baru). Padahal anaknya sudah banyak menorehkan prestasi di berbagai kejuaraan senam.

Kartika menjelaskan jika dirinya sudah sekitar tahun kedelapan mengikutsertakan anaknya kegiatan senam artistik. Kartika sengaja anaknya mengikuti kegiatan senam artistik dengan tujuan anaknya memilikii kreasi dan bukan buat ke prestasi, bukan ke kreasi.

"Anak saya punya bakat di sini kenapa nggak kita dukung, memang bener saja dan alhamdulillah juara-juara terus," kata Kartika kepada awak media.

Kartika mengatakan, anaknya juga berhasil meraih juara O2SN dan mewakili sekolahnya sebagai juara 1 tingkat provinsi.

Oleh karena itu, sekolah mendorong anaknya untuk menempuh jalur prestasi non-akademik atau akademis.

Kartika awalnya mencoba menggunakan jalur zonasi, namun rumahnya jauh dari sekolah yang dituju.

Saat dicoba jalur nonakademik, nama anaknya tetap masuk peringkat. Dengan kata lain, Kartika mengetahui bahwa nilai anak lain tidak setinggi nilai anaknya.

Anaknya, kata Kartika memiliki 21 penghargaan. Sebab itu dirinya yakin  anaknya bisa masuk. Namun Kartika merasa heran karena saat uji kompetensi berlangsung secara tertutup.

"Jadi ortu disuruh keluar, anak di dalam, tertutup. Selesai suruh pulang," jelasnya.

Kartika menambahkan jika saat itu anaknya masih ada di 11 besar alias posisi terakhir, karena berdasarkan kuota yang diterima 11 orang.

Namun pada akhir PPDB, anak Karika tiba-tiba merosot ke posisi 12, sehingga gagal lolos. Kartika menandaskan anak--anak yang lolos justru tidak memiliki sertifikat kelulusan sebanyak anaknya sendiri.

Kartika lalu mengunjungi sekolah dengan maksud menanyakan tes tambahan dan bagaimana pihak sekolah menilai siswanya lulus atau tidak.

"Saya dikasih tahu cabang olahraga anak saya bukan olahraga yang diprioritaskan dan tidak berjenjang katanya di sana, jadi kita terimanya yang berjenjang aja di Kota Depok," ujarnya.

Kartika lalu menjelaskan lagi jika anaknya sudah membawa nama Kota Depok ke Kejurda dan tahun depan akan ikut babak kualifikasi Porprov.

"Saya bilang gitu, apakah tidak bisa dipertimbangkan. Dia bilang 'Nggak bisa, Bu'. Karena katanya udah final," tambahnya.

Kartika mengaku kecewa dengan alasan yang diberikan pihak sekolah. Dia pun menyimpulkan, anaknya ditolak sekolah karena pihak sekolah tidak transparan dan tidak menjelaskan kesalahan anaknya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment