Peneliti dari Harvard Temukan Kebiasaan Makan yang Dapat Kurangi Risiko Kanker Usus Besar

08 April 2025 16:54
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Gut Microbes ini menemukan bahwa orang yang mengonsumsi dua atau lebih porsi yoghurt per minggu memiliki kemungkinan lebih rendah terkena kanker kolorektal proksimal (kanker usus besar sisi kanan), yang berhubungan dengan bakteri Bifidobacterium.

Sahabat.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi yoghurt secara rutin dapat menurunkan risiko terjadinya kanker usus besar jenis tertentu. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Gut Microbes ini menemukan bahwa orang yang mengonsumsi dua atau lebih porsi yoghurt per minggu memiliki kemungkinan lebih rendah terkena kanker kolorektal proksimal (kanker usus besar sisi kanan), yang berhubungan dengan bakteri Bifidobacterium.

Menurut Dr. Peyton Berookim, seorang ahli gastroenterologi di Cedars-Sinai Medical Center yang tidak terlibat dalam penelitian ini, "Yogurt mengandung probiotik yang dapat mempengaruhi mikrobioma usus secara langsung." 

Ia menambahkan bahwa konsumsi yoghurt teratur dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus.

Kanker kolorektal proksimal, yang terjadi di sisi kanan usus besar, cenderung lebih mematikan dibandingkan dengan kanker kolorektal distal yang berkembang di sisi kiri. 

Penulis utama studi, Dr. Shuji Ogino, seorang profesor di Departemen Epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat T.H. Chan, Harvard, mengungkapkan bahwa sekitar sepertiga dari kasus kanker kolorektal positif terhadap Bifidobacterium.

Meskipun keberadaan bakteri dalam yoghurt telah lama dikenal bermanfaat bagi kesehatan, beberapa penelitian sebelumnya meragukan dampaknya terhadap kanker usus besar. 

Studi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan lebih jelas mengenai hubungan tersebut dengan menggunakan data jangka panjang yang dikumpulkan dari banyak peserta.

Penelitian ini menggunakan data dari dua studi panjang, yaitu Nurses' Health Study (NHS) dan Health Professionals Follow-up Study (HPFS), yang melibatkan lebih dari 150.000 orang sejak tahun 1970-an dan 1980-an. 

Selain melacak kebiasaan makan, seperti konsumsi gula, alkohol, serat, dan kalori, data ini juga mencatat asupan yoghurt.

Peneliti mengumpulkan sampel jaringan untuk mendeteksi kanker kolorektal dan akhirnya menganalisis data dari lebih dari 132.000 peserta. Hasilnya, ditemukan bahwa 31% kasus kanker kolorektal berkaitan dengan Bifidobacterium, sedangkan sisanya 69% tidak.

Meski konsumsi yoghurt secara umum tidak berhubungan langsung dengan penurunan risiko kanker kolorektal secara keseluruhan, studi ini menemukan penurunan risiko 20% pada jenis kanker yang terkait dengan Bifidobacterium. 

Namun, penulis studi juga memperingatkan bahwa penelitian ini masih tahap awal dan tidak dapat memastikan hubungan sebab-akibat, karena bergantung pada data yang dilaporkan sendiri oleh peserta, yang dapat menyebabkan kesalahan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment