Sahabat.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa orang dewasa berusia 56 tahun ke atas yang tinggal di daerah dengan lebih banyak gelombang panas mengalami percepatan penuaan biologis.
Penuaan biologis merujuk pada usia sel-sel tubuh, bukan berapa lama waktu yang telah berlalu sejak kelahiran.
Meskipun penelitian ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat, hasilnya menunjukkan bahwa cuaca panas ekstrem terkait dengan peningkatan penuaan biologis.
Pengaruh Iklim Terhadap Penuaan Biologis
Penelitian ini menunjukkan bahwa iklim tempat tinggal seseorang dapat memengaruhi seberapa cepat tubuh mengalami penuaan pada tingkat sel. Dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah yang lebih sejuk, mereka yang berada di daerah dengan lebih banyak gelombang panas ekstrem mengalami penuaan biologis yang lebih cepat.
Penuaan biologis ini dihitung berdasarkan usia sel tubuh, bukan hanya berdasarkan berapa tahun seseorang hidup.
Seiring dengan perubahan iklim yang terus berlangsung, semakin banyak orang di seluruh dunia yang mengalami suhu panas yang sangat tinggi.
Di Amerika Serikat, musim gelombang panas rata-rata telah berlangsung 46 hari lebih lama di 50 kota besar dibandingkan dengan tahun 1960-an.
Gelombang panas dapat memiliki dampak kesehatan yang merusak, terutama bagi orang dewasa yang lebih tua. Kondisi panas yang menyengat dapat meningkatkan risiko rawat inap, penyakit kardiovaskular, gangguan ginjal, dan bahkan kematian.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan sampel darah dari 3.679 peserta berusia 56 tahun ke atas yang terdaftar dalam Health and Retirement Study.
Para peneliti memeriksa perubahan epigenetik, yang mengukur bagaimana faktor lingkungan luar memengaruhi "saklar on-off" gen individu melalui proses yang disebut metilasi DNA.
Mereka kemudian membandingkan perubahan usia biologis peserta dengan data indeks panas historis di daerah tempat tinggal mereka.
Beberapa kota di wilayah panas seperti Phoenix, Tucson, Brownsville, Laredo, serta Miami dan Tampa di Florida tercatat sebagai daerah dengan jumlah hari panas ekstrem yang tinggi, yakni lebih dari 140 hari per tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang tinggal di daerah ini mengalami hingga 14 bulan penuaan biologis lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah dengan kurang dari 10 hari panas ekstrem per tahun.
Meski hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara gelombang panas ekstrem dengan penuaan biologis yang lebih cepat, peneliti menegaskan bahwa temuan ini tidak membuktikan sebab-akibat. Beberapa faktor seperti aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan perbedaan sosial ekonomi juga dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Para ahli juga menekankan bahwa perubahan epigenetik yang ditemukan mungkin bukan selalu hal negatif. Ini bisa jadi merupakan respons adaptif tubuh terhadap suhu panas, bukan hanya perubahan yang merugikan.
Meskipun hasil penelitian ini mungkin menakutkan, terutama bagi mereka yang berusia lanjut dan tinggal di daerah panas, para ahli menyarankan beberapa langkah pencegahan untuk tetap aman.
Di antaranya adalah menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik, tinggal di dalam ruangan jika memungkinkan, dan mencari tempat dengan pendingin udara. Mengenakan pakaian ringan dan bernapas juga dapat membantu mengurangi dampak panas.
Kendati demikian, para ahli juga menekankan perlunya solusi yang lebih bersifat proaktif dari masyarakat, seperti perencanaan infrastruktur dan kesehatan yang lebih baik untuk menghadapi gelombang panas ekstrem yang semakin sering terjadi.
0 Komentar
Kolang-Kaling untuk Mengatasi Nyeri Lutut atau Sendi: Mitos atau Fakta? Ini Penjelasan Dokter
Cara Meningkatkan Energi Saat Puasa dengan Kebiasaan Tidur yang Sehat
Omega-3 Dapat Membantu Memperlambat Penuaan
Para Ilmuwan Peringatkan Kenaikan Kasus Parkinson, Berikut 8 Tanda Dini yang Harus Diketahui
Waktu dan Musim Pengaruhi Hasil Tes Asma
Penelitian Ungkap Usia Kritis Saat Pemikiran Mulai Menurun
15 Camilan Tanpa Karbohidrat yang Nikmat dan Mengenyangkan
Buah-Buahan dengan Kandungan Gula Rendah untuk Buka Puasa
Leave a comment