Sahabat.com - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan agar masyarakat khususnya di Jakarta saat ini sebisa mungkin membatasi aktivitas di luar ruangan mengingat polusi udara yang masuk kategori tak sehat.
Tjandra mengatakan adanya rekomendasi waktu maksimal untuk berada di luar ruangan dalam rangka mengurangi dampak buruk polusi udara pada kesehatan memiliki dasar yang masuk akal. Polusi udara dapat memiliki dampak yang berbeda-beda pada kesehatan tergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat polusi, kondisi cuaca, jenis polutan, serta faktor-faktor kesehatan individu.
"Tentu tidak ada lama waktu yang pasti karena kita tidak tahu persis di lokasi kita berapa tinggi polutannya, bagaimana arah anginnya, bagaimana kelembaban dan lainnya," kata dia melalui pesan elektroniknya, Seperti di kutip dari ANTARA, Rabu.
Tjandra yang juga menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu juga mengatakan, daya tahan tubuh dan ada tidaknya penyakit kronik juga ikut menentukan risiko seseorang terkena masalah kesehatan karena berada di lingkungan dengan polusi udara.
"Yang penting, bila mungkin membatasi aktivitas di luar ruangan lebih baik," saran dia.
Tjandra juga mengatakan upaya maksimal dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan sangat penting dalam menurunkan kadar polutan udara seperti Nitrogen oksida (NOx), Ozon (O3), Karbon Monoksida (CO), dan terutama materi partikulat PM 2.5. Kadar polutan udara yang tinggi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia, lingkungan, dan ekosistem.
Berbicara dampak kesehatan polusi udara memiliki dampak serius pada kesehatan manusia, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah salah satu dampak kesehatan yang signifikan akibat paparan polusi udara. ISPA merujuk pada berbagai jenis infeksi yang mengenai saluran pernapasan, termasuk saluran atas (seperti hidung dan tenggorokan) serta saluran bawah (seperti bronkus dan paru-paru).
"Tentu kalau ISPA tidak kunjung membaik maka (pada sebagian kecil kasus) dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih berat, sampai ke pneumonia dan lainnya," kata dia.
WHO secara tegas menyebut polusi udara sebagai salah satu risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan. Oleh karena itu, menurut Tjandra, dengan menurunkan kadar polusi udara maka negara-negara di dunia termasuk Indonesia akan dapat menurunkan beban penyakit dari penyakit-penyakit stroke, gangguan jantung, kanker paru serta penyakit paru dan pernapasan akut dan kronik.
0 Komentar
Trik Bugar Usia 40+: Rahasia Latihan dari Pelatih Selebriti yang Bikin Tubuh Tetap Kuat & Awet Muda
Kok Bisa? Atlet Justru Punya Risiko Gangguan Irama Jantung Lebih Tinggi, Ini Penjelasannya
Sydney Sweeney Pamer Foto Berani Saat Bersiap ke Premiere ‘The Housemaid’, Netizen Terpukau
Riset Terbaru Ungkap Manfaat Kerja dari Rumah untuk Kesehatan Mental, Wanita Paling Diuntungkan
Riset Baru Ungkap Risiko Tersembunyi Tato: Bisa Ganggu Imunitas hingga Pengaruh Vaksin
Terbukti! Punya Hewan Peliharaan Bikin Lansia Lebih Panjang Umur dan Otak Tetap Tajam
Ramalan Shio Kuda 2026: Karier, Cinta, dan Kondisi Finansial
Terungkap! Jadi Penyanyi Terkenal Bisa Memangkas Usia Hingga 4,5 Tahun
Ternyata Jenis Olahraga Ini Paling Ampuh Bikin Tidur Nyenyak, Efeknya Cepat Terasa!
Waktu Terbaik Makan Malam di Musim Dingin yang Jarang Orang Tahu
Leave a comment