Sahabat.com - Guna mengatasi persoalan menurunnya jumlah angka kelahiran di negaranya, yang disinyalir salah satu penyebabnya adalah meningkatnya pasangan penganut childfree atau tidak ingin memiliki anak. Pemerintah Singapura mengeluarkan kebijakan khusus untuk memberikan bonus kepada para orang tua yang memiliki bayi.
Dalam kebijakan yang diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Lawrence Wong tersebut pasangan menikah yang memiliki bayi, yang lahir pada atau setelah Selasa, 14 Februari 2023 misalnya, akan mendapatkan 3.000 dolar Singapura (Rp34,2 juta) lebih.
Selain bonus bayi itu, Pemerintah Singapura juga akan memberikan insentif lainnya, seperti keringanan hingga cuti untuk ayah.
Bahkan ayah yang bekerja, yang memiliki anak yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2024, dapat mengambil cuti ayah yang dibayar pemerintah selama 4 minggu. Hal itu mengalami kenaikan dari sebelumnya, yakni 2 minggu.
Kemudian Working Mother's Child Relief (WMCR), yang bertujuan untuk mendorong perempuan tetap bekerja setelah memiliki anak, akan diubah dari persentase pendapatan yang diperoleh ibu menjadi bantuan dolar tetap. Hal itu berlaku untuk anak-anak Singapura yang lahir atau diadopsi pada atau setelah 1 Januari 2024.
Namun Sosiolog Paulin Straughan dari Singapore Management University mengaku ragu kebijakan khusus ini akan mampu mengerakkan pasangan penganut childfree.
"Akan tetapi, itu mungkin tidak akan menggerakkan terlalu banyak (minat) untuk Dinks (penghasilan ganda, tanpa anak-anak) yang menghargai pasangan lebih dari apapun," kata Paulin Straughan, Rabu, 15 Februari 2023.
Menurut Prof. Straughan dibutuhkan lebih dari sekadar insentif finansial untuk membujuk pasangan agar memiliki anak, atau lebih banyak anak.
"Ini adalah cerminan dari perubahan harapan pernikahan. Di masa lalu, orang menikah lebih banyak karena alasan ekstrinsik (seperti keamanan finansial)," katanya.
Dia menambahkan bahwa meski banyak orang Singapura masih ingin memiliki anak, itu mungkin bukan prioritas. Ini bahkan tidak memperhitungkan meningkatnya jumlah lajang yang belum menikah di Singapura.
Sementara Profesor sosiologi NUS Tan Ern Ser mengatakan bahwa bahkan jika langkah-langkah baru tidak dapat menghasilkan peningkatan tingkat kesuburan total negara, setidaknya dapat mencegah penurunan lebih lanjut.
0 Komentar
Liburan Bisa Picu Serangan Jantung? Waspada Holiday Heart Syndrome Saat Natal dan Tahun Baru
Anak Minta Smartphone Sejak Dini? Studi Ini Bongkar Usia Paling Aman dan Dampaknya bagi Kesehatan
Trik Bugar Usia 40+: Rahasia Latihan dari Pelatih Selebriti yang Bikin Tubuh Tetap Kuat & Awet Muda
Kok Bisa? Atlet Justru Punya Risiko Gangguan Irama Jantung Lebih Tinggi, Ini Penjelasannya
Sydney Sweeney Pamer Foto Berani Saat Bersiap ke Premiere ‘The Housemaid’, Netizen Terpukau
Riset Terbaru Ungkap Manfaat Kerja dari Rumah untuk Kesehatan Mental, Wanita Paling Diuntungkan
Riset Baru Ungkap Risiko Tersembunyi Tato: Bisa Ganggu Imunitas hingga Pengaruh Vaksin
Terbukti! Punya Hewan Peliharaan Bikin Lansia Lebih Panjang Umur dan Otak Tetap Tajam
Ramalan Shio Kuda 2026: Karier, Cinta, dan Kondisi Finansial
Terungkap! Jadi Penyanyi Terkenal Bisa Memangkas Usia Hingga 4,5 Tahun
Leave a comment