Sering Lupa Saat Menopause? Ternyata Ini Penyebab Tak Terduga yang Sering Diabaikan

29 April 2025 14:07
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Banyak wanita mungkin merasa sehat-sehat saja, padahal kadar zat besi mereka sudah di bawah batas optimal.

Sahabat.com - Sering Lupa Saat Menopause? Ternyata Ini Penyebab Tak Terduga yang Sering Diabaikan

Sahabat, pernah merasa bingung kenapa belakangan ini makin sering lupa atau kesulitan fokus padahal usia belum terlalu tua? 

Penelitian terbaru dari University of Oklahoma membawa kabar menarik buat kita semua, terutama para wanita yang sedang menjalani masa transisi menuju menopause. Ternyata, kadar zat besi dalam darah berperan penting dalam menjaga ketajaman daya ingat dan konsentrasi selama fase ini.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Nutrients ini menunjukkan bahwa wanita yang memiliki kadar zat besi cukup dalam darahnya ternyata mampu berpikir dan mengingat dengan lebih baik. 

Nah, yang menarik, zat besi dalam darah ini tidak otomatis membuat otak kelebihan zat besi, yang biasanya dikaitkan dengan risiko penyakit seperti Alzheimer. Jadi, sahabat tak perlu khawatir bahwa kadar zat besi yang cukup akan membahayakan otak—justru sebaliknya, bisa membantu otak tetap tajam!

Menurut Prof. Michael Wenger, psikolog dari OU College of Arts and Sciences, saat wanita memasuki masa menopause, mereka tidak lagi mengalami menstruasi rutin yang selama ini menjadi salah satu jalur alami keluarnya zat besi dari tubuh. Akibatnya, kadar zat besi bisa naik, tapi ternyata banyak juga yang justru kekurangan zat besi karena tidak mendapatkan asupan yang cukup. Ini yang menyebabkan otak jadi “berkabut”—atau istilah populernya brain fog—hingga memengaruhi memori, perhatian, dan kecepatan berpikir.

Dalam studi ini, tim peneliti juga melakukan pemindaian otak dan tes kognitif kepada para partisipan. Hasilnya mengejutkan: wanita dengan kadar zat besi yang lebih rendah dari seharusnya cenderung memiliki performa kognitif yang lebih buruk. 

Bahkan untuk tugas sederhana seperti menekan tombol saat melihat simbol di layar, kekurangan zat besi bisa membuat respons melambat hingga 150 milidetik. 

Kedengarannya memang sepele, tapi bayangkan jika keterlambatan itu terjadi dalam setiap keputusan kecil sehari-hari, tentu dampaknya bisa besar, sahabat.

Yang tak kalah penting, rendahnya zat besi tidak selalu berarti anemia. Banyak wanita mungkin merasa sehat-sehat saja, padahal kadar zat besi mereka sudah di bawah batas optimal. Sayangnya, tes kadar zat besi tidak termasuk dalam pemeriksaan rutin saat berkunjung ke dokter kandungan. Ini bisa jadi kesempatan yang terlewat untuk mendeteksi penyebab kabut otak yang sebenarnya.

Sahabat juga perlu tahu bahwa zat besi penting dalam produksi dopamin, salah satu zat kimia otak yang berperan dalam penglihatan dan sinyal cahaya pada mata. Jadi, perubahan penglihatan yang sering dikeluhkan saat menopause bisa saja berhubungan dengan kadar zat besi yang rendah.

Meski suplemen zat besi bisa menimbulkan efek samping pada pencernaan, sahabat bisa mulai dari langkah kecil seperti mengatur pola makan dengan makanan kaya zat besi seperti daging merah tanpa lemak, bayam, atau kacang-kacangan. Perubahan kecil ini mungkin bisa membuat masa transisi dari pra- ke pasca-menopause jadi lebih nyaman dan terkendali.

Para peneliti berencana untuk melanjutkan studi ini dengan skala yang lebih besar karena sebagian data dikumpulkan saat pandemi COVID-19, yang tentu membatasi jumlah peserta. Namun satu hal yang sudah pasti, perhatian terhadap kadar zat besi bisa jadi kunci penting dalam menjaga kualitas hidup sahabat di masa perimenopause yang penuh tantangan ini.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment