Ternyata! Bahagia Sama Tetangga dan Dompet Tebal Bisa Bantu Cegah Gangguan Mental

24 Juli 2025 13:16
Penulis: Alamsyah, lifestyle
riset terbaru dari Australia menemukan bahwa faktor-faktor sosial seperti kesehatan fisik, rasa kesepian, puas atau tidaknya kita dengan kondisi keuangan, bahkan bagaimana perasaan kita terhadap lingkungan sekitar, punya dampak besar terhadap kondisi mental.

Sahabat.com - Siapa sangka, ternyata kunci untuk menjaga kesehatan mental nggak cuma soal genetik atau otak, tapi juga soal seberapa nyaman hidup sosial kita sehari-hari. 

Yap, riset terbaru dari Australia menemukan bahwa faktor-faktor sosial seperti kesehatan fisik, rasa kesepian, puas atau tidaknya kita dengan kondisi keuangan, bahkan bagaimana perasaan kita terhadap lingkungan sekitar, punya dampak besar terhadap kondisi mental.

Penelitian ini melibatkan sekitar 25.000 orang dari survei HILDA (Household, Income and Labor Dynamics in Australia). Tim yang dipimpin Adam Skinner menggunakan metode canggih bernama analisis jaringan Bayesian dinamis buat memahami hubungan rumit antara kondisi sosial dan gangguan mental. 

Hasilnya cukup mencengangkan: orang yang merasa puas dengan kondisi keuangan mereka punya risiko gangguan mental yang lebih rendah. Bahkan, kalau semua orang merasa cukup dengan finansial mereka, jumlah gangguan mental bisa turun hingga 3 persen. Gila, kan? Itu berarti hampir sepertiga masalah kesehatan mental di Australia bisa diatasi hanya dengan memperbaiki kondisi ekonomi.

“Kalau semua orang punya rasa puas soal keuangannya, gangguan mental bisa jauh berkurang,” kata Adam Skinner, peneliti utama studi ini. 

Nggak cuma itu, dia juga bilang kalau kebiasaan seperti terlibat dalam kegiatan sosial, kerja sukarela, atau punya pekerjaan tetap, bisa jadi 'obat' alami buat menjaga kondisi mental. 

Bahkan, dia menyarankan pemerintah bikin program jaminan kerja nasional sebagai salah satu solusi nyata.
Riset ini juga menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik saling memengaruhi. 

Orang yang stres atau depresi cenderung merasa lebih kesepian, kurang puas sama lingkungan tempat tinggal, dan juga merasa nggak sehat secara fisik. Jadi bisa dibilang, ini seperti lingkaran yang terus berputar—tapi kabar baiknya, kita bisa memutus siklus itu lewat pendekatan sosial yang tepat.

Jadi, buat kamu yang ngerasa hidup mulai berat, coba deh tengok sekeliling. Udah ngobrol sama tetangga belum? Masih suka olahraga ringan di taman? Atau mungkin udah waktunya ikut komunitas atau kegiatan sosial? Kadang, kebahagiaan itu datang dari hal-hal yang kelihatannya sepele, tapi berdampak besar buat ketenangan jiwa.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment