Ternyata Sariawan Bisa Picu Alzheimer? Ini Fakta Mengejutkan dari Studi Terbaru!

02 Juni 2025 14:46
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi baru mengungkap bahwa virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1)—yang jadi penyebab utama cold sore alias sariawan di sekitar mulut—ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer di kemudian hari.

Sahabat.com - Pernah ngalamin sariawan di bibir yang bikin nggak nyaman? Nah, ternyata itu bisa jadi sinyal bahaya yang nggak banyak orang tahu. 

Sebuah studi baru mengungkap bahwa virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1)—yang jadi penyebab utama cold sore alias sariawan di sekitar mulut—ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer di kemudian hari.

Penelitian yang dimuat di BMJ Open ini menyebutkan bahwa orang yang terinfeksi HSV-1 punya kemungkinan lebih tinggi mengembangkan Alzheimer, apalagi jika infeksi itu terjadi di usia lanjut. 

Tapi tenang dulu, studi ini juga kasih harapan—karena orang yang rutin mengonsumsi obat antivirus seperti asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir ternyata punya risiko lebih rendah terkena demensia. Dari 2.330 pasien yang pernah kena HSV-1, mereka yang minum antivirus punya 17% risiko lebih rendah terkena Alzheimer dibanding yang tidak.

“Penelitian ini memberikan bukti tidak langsung tapi cukup kuat bahwa mengurangi jumlah virus herpes dalam tubuh bisa menurunkan risiko Alzheimer,” kata David Martinez, PhD, asisten profesor imunobiologi dari Yale School of Medicine. 

Tapi bukan berarti virus ini jadi penyebab langsung Alzheimer, lho. 

“Kita masih belum sepenuhnya paham bagaimana infeksi herpes yang dorman ini bisa memicu Alzheimer,” tambahnya.

Nah, para ilmuwan punya beberapa teori. Salah satunya adalah peradangan di otak atau neuroinflamasi. Jadi, virus herpes ini bisa sembunyi di dalam sistem saraf, dan sewaktu-waktu bisa aktif lagi karena stres, kurang tidur, atau daya tahan tubuh lemah. Ketika aktif lagi, dia bisa bikin sistem imun otak overaktif dan memicu peradangan terus-menerus. 

Kimberly Idoko, MD, seorang ahli saraf, menjelaskan, “Kalau HSV-1 reaktif, dia bisa memicu sel imun di otak menjadi terlalu aktif, dan akhirnya menyebabkan peradangan.”

Selain itu, tubuh juga bisa memproduksi protein beracun seperti amyloid-beta sebagai bentuk pertahanan. Sayangnya, protein ini justru bisa merusak sel-sel otak. Ditambah lagi, virus ini bisa menyebabkan gangguan komunikasi antar sel saraf—alias gangguan sinaptik—yang bisa memperburuk fungsi otak.

Yang bikin makin rumit, HSV-1 ini ternyata sangat umum. Sekitar dua pertiga populasi dunia pernah terinfeksi virus ini. Tapi nggak semua orang yang pernah kena HSV-1 bakal kena Alzheimer juga. Faktor genetik bisa berperan, seperti keberadaan gen ApoE ε4 yang diketahui meningkatkan risiko Alzheimer. 

“Kebiasaan hidup juga bisa memperparah risikonya—misalnya stres kronis, pola tidur yang buruk, atau pola makan yang nggak sehat,” jelas Idoko.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Salah satu langkah protektif terbaik adalah vaksinasi herpes zoster (cacar ular), yang ternyata bisa bantu menurunkan risiko demensia. Martinez juga menyarankan untuk menjalani gaya hidup sehat: makan makanan seimbang, olahraga rutin (bahkan cukup 35 menit seminggu!), dan rajin cek kesehatan.

Kalau kamu pernah terinfeksi HSV-1, jangan panik dulu. Studi ini hanya menunjukkan adanya hubungan, bukan sebab-akibat. 

“Yang penting sekarang kita tahu bahwa mengatasi infeksi HSV-1 secara proaktif bisa jadi salah satu cara mencegah Alzheimer,” tutup Idoko.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment