Terungkap! Cara Baru Atasi Kanker Payudara Genetik Bikin 100% Sembuh!

30 Mei 2025 15:00
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Studi terbaru yang dipimpin tim Universitas Cambridge nunjukin kalau pasien yang menjalani kemoterapi ditambah olaparib sebelum operasi, dengan jeda 48 jam antar pengobatan, punya peluang sembuh sempurna.

Sahabat.com - Bayangin, sahabat, ada kabar luar biasa dari dunia medis: penderita kanker payudara akibat mutasi gen BRCA1/BRCA2 yang biasanya agresif sekarang rata‑rata selamat 100% tiga tahun pasca‑operasi berkat trik sederhana—ngatur waktu minum obatnya! 

Studi terbaru yang dipimpin tim Universitas Cambridge nunjukin kalau pasien yang menjalani kemoterapi ditambah olaparib sebelum operasi, dengan jeda 48 jam antar pengobatan, punya peluang sembuh sempurna.

Di uji klinis PARTNER, 39 pasien dari 23 rumah sakit NHS di Inggris ini dulu dikasih kemoterapi, lalu dua hari kemudian mulai konsumsi tablet olaparib selama 12 minggu. Hasilnya cuma satu orang yang kambuh, sisanya sehat semua. 

“Waktu dapat diagnosa, saya syok banget, langsung mikirin anak-anak dan keluarga,” kenang Jackie Van Bochoven, 59 tahun, salah satu peserta trial. 

“Enam tahun berlalu, saya sekarang sehat, balik kerja, nikmatin waktu bareng keluarga—setiap hari jadi bonus!”

Bandingkan dengan grup kontrol yang cuma dapat kemoterapi: dari 45 pasien, sembilan kambuh dan enam di antaranya meninggal tiga tahun pasca‑operasi. Beda banget kan? 

Profesor Jean Abraham dari Addenbrooke’s Hospital bilang, “Sulit dipercaya tapi nyata, 100% survival rate untuk tipe kanker agresif kayak ini itu langka. Kami sangat antusias karena ini bisa ubah cara kita tangani kanker BRCA.”

Awalnya ide jeda 48 jam ini muncul dari obrolan santai antara Profesor Abraham dan Mark O’Connor dari AstraZeneca. 

Menurut Mark, “PARTNER trial nunjukin pentingnya deteksi dini dan desain uji klinis yang inovatif. Walau butuh studi lebih besar, hasilnya sangat menggembirakan dan berpotensi transformasi pengobatan.”

Metode ini juga bisa diterapin ke kanker lain yang disebabkan mutasi BRCA—seperti ovarium, prostat, dan pankreas—dan mungkin lebih hemat biaya buat NHS karena pasien cukup konsumsi olaparib 12 minggu sebelum operasi, bukan 12 bulan setelahnya.

Ke depan, tim Cambridge bakal gelar studi lebih besar untuk pastiin keamanan, efektivitas, dan potensi pengurangan toksisitas. Sementara itu, kita semua bisa berharap kalau inovasi sederhana tapi jenius ini bakal kasih waktu lebih lama—dan lebih banyak momen bahagia—buanget buat penderita kanker payudara genetik.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment