Terungkap! Satu Jalur Otak Ini Bisa Jadi Biang Keladi Insomnia, Cemas, dan Depresi Sekaligus!

05 Mei 2025 16:54
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Bisa jadi, ke depannya, kita nggak perlu lagi memisahkan pengobatan untuk insomnia, kecemasan, dan depresi. Karena sekarang kita tahu, mereka mungkin bersumber dari akar yang sama di otak kita sendiri.

Sahabat.com - Kalau kamu pernah merasa susah tidur, cemas berlebihan, atau dilanda rasa sedih yang berkepanjangan, kamu nggak sendirian. Ternyata, tiga gangguan mental yang paling umum, insomnia, kecemasan, dan depresi, punya hubungan yang jauh lebih dekat dari yang kita kira. 

Penelitian besar-besaran dari tim ilmuwan di Belanda mengungkap bahwa gangguan-gangguan ini mungkin berasal dari satu jalur otak yang sama. Jadi bukan cuma kebetulan kalau kamu merasa mengalami semuanya sekaligus.

Dalam studi yang melibatkan lebih dari 40 ribu scan otak dari UK Biobank, para peneliti, termasuk Siemon de Lange, Elleke Tissink, dan Eus van Someren dari Vrije Universiteit Amsterdam, berhasil memetakan area otak yang bermasalah saat seseorang mengalami insomnia, depresi, atau kecemasan. 

"Di lab kami, kami mencoba melihat persamaan dan perbedaan antara insomnia, kecemasan, dan depresi. Banyak yang melihatnya dari sisi genetik, tapi kami kali ini melihat langsung dari scan otak," jelas Tissink.

Hasilnya mengejutkan. Ketiganya ternyata sama-sama menunjukkan penurunan ukuran permukaan korteks serebral, volume thalamus yang mengecil, dan koneksi antarbagian otak yang makin lemah. 

Tapi masing-masing gangguan tetap punya ciri khasnya sendiri. Misalnya, insomnia lebih berkaitan dengan menyusutnya volume di area otak yang mengatur sistem reward atau penghargaan. 

Sedangkan depresi lebih terlihat di bagian otak yang bertanggung jawab atas bahasa dan emosi. Nah, untuk kecemasan, biasanya disertai dengan lemahnya respons amigdala dan koneksi fungsional di area yang berhubungan dengan dopamin, glutamat, dan histamin—zat-zat kimia penting dalam komunikasi otak.

Walau terdengar rumit, para peneliti menemukan bahwa semua area tersebut ternyata saling terhubung dalam satu rangkaian besar yang dikenal sebagai sirkuit amigdala–hipokampus–prefrontal medial. 

"Walau kelihatannya terpisah, ketika dipetakan semuanya ternyata masuk ke dalam satu rangkaian sirkuit otak yang sama. Ini seperti potongan-potongan puzzle dari satu masalah besar," kata Tissink lagi.

Yang menarik, insomnia selama ini sering ‘terlupakan’ dalam studi tentang hubungan depresi dan kecemasan. 

"Padahal banyak orang yang mengalami ketiganya dalam fase hidup yang berbeda, atau bahkan bersamaan," tambahnya. 

Itulah kenapa penelitian ini penting banget—karena bisa jadi kunci untuk mengembangkan pengobatan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, kenapa terapi insomnia kadang bisa memperbaiki gejala depresi? 
Jawabannya mungkin ada di sirkuit otak yang sama tadi.

Bisa jadi, ke depannya, kita nggak perlu lagi memisahkan pengobatan untuk insomnia, kecemasan, dan depresi. Karena sekarang kita tahu, mereka mungkin bersumber dari akar yang sama di otak kita sendiri.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment