Vaksin Ini Bisa Cegah Jutaan Orang Terinfeksi Chikungunya, Kok Belum Dipakai Massal?

12 Juni 2025 17:08
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Peneliti baru-baru ini merilis data di jurnal Nature Medicine yang menunjukkan bahwa vaksin ini bisa mencegah ribuan infeksi dan bahkan menyelamatkan nyawa, terutama di daerah-daerah yang rawan wabah. Bayangkan, dari 180 negara yang diteliti, 104 negara sudah terpapar virus chikungunya. Itu artinya sekitar 2,8 miliar orang berisiko tertular!

Sahabat.com - Pernah dengar tentang penyakit chikungunya? Penyakit ini bukan hal baru, tapi faktanya masih jadi momok di banyak negara tropis dan subtropis. Rasa nyerinya itu lho, bikin ngilu sendi berbulan-bulan. 

Tapi kabar baiknya, sekarang ada harapan baru: vaksin bernama IXCHIQ yang ternyata bisa jadi game changer dalam pencegahan chikungunya di seluruh dunia.

Peneliti baru-baru ini merilis data di jurnal Nature Medicine yang menunjukkan bahwa vaksin ini bisa mencegah ribuan infeksi dan bahkan menyelamatkan nyawa, terutama di daerah-daerah yang rawan wabah. Bayangkan, dari 180 negara yang diteliti, 104 negara sudah terpapar virus chikungunya. Itu artinya sekitar 2,8 miliar orang berisiko tertular!

Studi ini memperkirakan bahwa setiap tahun ada sekitar 35 juta kasus baru. Wow! Tapi dengan strategi vaksinasi yang tepat, angka itu bisa ditekan jauh. Model yang digunakan peneliti menunjukkan bahwa dari setiap 100.000 dosis vaksin IXCHIQ yang diberikan, bisa mencegah sekitar 4.400 infeksi, menyelamatkan nyawa, dan mengurangi beban kecacatan akibat penyakit ini.

Yang menarik, vaksin ini bekerja lebih efektif di daerah yang sedang mengalami wabah besar dibanding daerah yang selalu punya kasus chikungunya setiap tahunnya. 

Bahkan efek pencegahannya bisa 83% lebih tinggi di daerah yang sedang kena wabah. Penelitian ini juga menekankan bahwa efektivitas vaksin sangat tergantung pada kecepatan deteksi wabah, distribusi vaksin, dan strategi imunisasi yang disesuaikan dengan situasi lokal.

"Vaksin ini punya potensi besar untuk mengurangi penderitaan manusia akibat chikungunya, terutama jika digunakan secara strategis," kata tim peneliti dalam laporannya.

Chikungunya sendiri ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya nggak main-main: demam mendadak, nyeri sendi yang parah, dan ruam di kulit. Sekitar 50% penderita bahkan bisa mengalami nyeri sendi kronis yang berlangsung berbulan-bulan. Meski kematian akibat penyakit ini jarang terjadi, tapi penderitaannya cukup menyiksa dan bisa bikin aktivitas harian jadi terganggu banget.

Sayangnya, selama ini perhatian terhadap chikungunya nggak sebesar penyakit tropis lainnya seperti demam berdarah. Tapi dengan hadirnya vaksin baru ini, banyak harapan bisa ditebar. IXCHIQ sendiri sudah disetujui di Amerika dan Eropa, dan meskipun belum menjalani uji klinis fase 3 secara tradisional, persetujuannya berdasarkan data kekebalan tubuh yang menjanjikan.

Vaksin ini memang belum sempurna. Dalam uji coba, sekitar 2% orang mengalami efek samping serius, dan 18% mengeluhkan nyeri sendi ringan sampai sedang. Tapi efek ini dianggap masih wajar, dan studi lanjutan sedang berjalan untuk memastikan seberapa aman dan efektif vaksin ini di dunia nyata.

Berdasarkan temuan ini, para ahli menyarankan agar vaksin diberikan di wilayah-wilayah yang paling berisiko, terutama saat tanda-tanda wabah mulai muncul. Tujuannya jelas: mengurangi angka infeksi, menyelamatkan nyawa, dan mengurangi dampak jangka panjang dari chikungunya.

Kalau strategi vaksinasi ini berhasil, dunia bisa selangkah lebih dekat untuk menaklukkan satu lagi penyakit tropis yang selama ini terabaikan. Jadi, siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, chikungunya cuma akan jadi bagian dari buku sejarah kesehatan global.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment