Anak dengan Gangguan Asupan Makanan Rentan Alami Kondisi Kesehatan Mental dan Fisik

Sahabat.com - Anak-anak yang menderita gangguan asupan makanan terbatas dan penghindaran (ARFID) berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental dan fisik, menurut sebuah studi terbaru dari Karolinska Institutet yang diterbitkan di JAMA Pediatrics. 

Penelitian ini menekankan pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan perawatan bagi anak-anak dengan gangguan ini.

Individu dengan ARFID menghindari berbagai jenis makanan karena sensitivitas terhadap rasa, konsistensi, bau, atau penampilan. Mereka juga bisa merasa takut akan konsekuensi makan, seperti tersedak atau muntah, dan sering memiliki nafsu makan yang buruk. 

Menurut Lisa Dinkler, asisten profesor di Karolinska Institutet, gangguan makan seperti ini dapat menyebabkan kekurangan gizi, penurunan berat badan, serta pertumbuhan yang terhambat. Bahkan, dalam kasus ekstrem, anak-anak bisa mengalami kebutaan akibat kekurangan vitamin A.

Penelitian ini melibatkan hampir 31.000 anak dari Swedish Twin Registry, dengan 616 di antaranya (2%) mengalami ARFID antara usia 6 hingga 12 tahun. Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan ARFID sepuluh kali lebih mungkin mengalami disabilitas intelektual atau autisme dibandingkan dengan anak-anak tanpa ARFID. 

Selain itu, mereka juga lebih rentan terhadap kondisi lain, seperti penyakit refluks gastroesofageal (tujuh kali lipat), epilepsi (enam kali lipat), dan penyakit paru-paru kronis (lima kali lipat).

Penelitian ini juga mencatat bahwa anak-anak dengan ARFID lebih sering didiagnosis dengan kondisi medis lain dan membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih lama dibandingkan anak-anak tanpa ARFID. 

Dr. Dinkler menjelaskan bahwa gangguan ini lebih dari sekadar masalah makan—melainkan gangguan kompleks yang sering disertai masalah kesehatan serius lainnya. Oleh karena itu, penting bagi layanan kesehatan untuk mengambil pendekatan holistik dalam merawat anak-anak dengan ARFID.

Peneliti kini berencana untuk menyelidiki bagaimana gangguan ini berkembang hingga dewasa dan faktor genetik serta lingkungan yang dapat memengaruhi hubungan ARFID dengan kondisi kesehatan mental dan fisik lainnya.