Anak Nggak Bisa Lepas dari HP? Waspadai Dampaknya ke Kesehatan Mental Mereka!

19 Juni 2025 13:19
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Bukan soal berapa lama mereka menatap layar, tapi lebih ke pola penggunaan yang udah masuk kategori adiktif. Nah, ini yang jadi temuan terbaru dari studi para peneliti di Columbia dan Cornell University.

Sahabat.com - Fenomena anak-anak yang terus-terusan nempel sama ponsel, media sosial, atau game ternyata bisa berdampak serius ke kesehatan mental mereka, lho. 

Bukan soal berapa lama mereka menatap layar, tapi lebih ke pola penggunaan yang udah masuk kategori adiktif. Nah, ini yang jadi temuan terbaru dari studi para peneliti di Columbia dan Cornell University.

Studi ini ngikutin hampir 4.300 anak sejak usia 8 tahun selama empat tahun ke depan, dan hasilnya cukup mencengangkan. Banyak dari mereka yang menunjukkan pola penggunaan layar yang mengganggu aktivitas penting kayak belajar atau bantu-bantu di rumah. Yang paling tinggi tingkat kecanduannya adalah pemakaian ponsel—sekitar separuh anak-anak udah menunjukkan kecanduan dari awal studi dan terus berlanjut sampai usia remaja. Buat media sosial, sekitar 40% anak-anak juga mengalami kecanduan yang makin menjadi seiring waktu. Beda lagi dengan game, yang pola pemakaiannya cenderung stabil: ada yang terus tinggi, ada juga yang tetap rendah.

Tapi yang bikin khawatir adalah kaitannya dengan kesehatan mental. Anak-anak yang punya pola pemakaian adiktif ini cenderung lebih sering mengalami kecemasan, depresi, bahkan perilaku dan pikiran bunuh diri. 

"Anak-anak ini merasakan dorongan yang sangat kuat untuk terus menggunakan layar, sampai sulit buat mereka mengontrol diri sendiri," kata Dr. J. John Mann, psikiater dari Columbia University. 

Dia juga bilang, kalau orang tua mulai melihat tanda-tanda ini, sebaiknya langsung minta evaluasi profesional karena bisa jadi ini udah masuk ranah kecanduan serius.

Uniknya, total durasi screen time ternyata nggak punya pengaruh signifikan ke kondisi mental mereka. Jadi, bukan soal lama-lamaan main HP, tapi soal bagaimana dan kenapa mereka menggunakannya. 

"Penelitian ini jadi yang pertama yang benar-benar memetakan pola kecanduan penggunaan layar dari waktu ke waktu. Ini memberikan gambaran baru soal kapan dan siapa yang paling berisiko," ujar Dr. Yunyu Xiao, penulis utama studi ini dari Weill Cornell Medicine.

Dr. Mann juga menekankan pentingnya untuk terus memantau kebiasaan anak seiring mereka tumbuh. "Kalau kita nggak pantau secara berkala, kita bisa melewatkan kelompok anak yang awalnya aman-aman aja, tapi tiba-tiba berubah jadi berisiko tinggi," katanya.

Sebagai langkah ke depan, para ahli menyarankan agar intervensi fokus pada cara anak-anak menggunakan layar, bukan hanya membatasi waktu penggunaannya. 

"Sekarang kita tahu bahwa pola penggunaan adiktif ini sangat penting, jadi kita perlu kembangkan strategi intervensi dan uji coba dalam studi klinis," tegas Dr. Mann lagi. 

Ia juga menambahkan bahwa belum jelas apakah akses ke layar harus dihilangkan sepenuhnya atau cukup dibatasi. Tapi, berdasarkan studi tentang kecanduan, akses terbatas justru bisa memperkuat kecanduan itu sendiri.

Jadi, buat para orang tua, yuk mulai lebih jeli. Bukan cuma soal membatasi waktu anak main HP atau game, tapi juga memahami kenapa mereka begitu tergantung. Karena yang tampak sepele ternyata bisa berdampak besar ke kondisi mental mereka ke depannya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment