Kebiasaan Mengupil Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer, Studi Ungkap Jalur Bakteri ke Otak

21 April 2025 17:28
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Mengupil memang menjadi kebiasaan umum — bahkan disebutkan 9 dari 10 orang pernah melakukannya. Namun, studi ini menjadi pengingat bahwa mengupil, apalagi mencabut bulu hidung, bisa menimbulkan luka dan membuka jalan masuk bagi infeksi yang serius.

Sahabat.com - Sebuah studi menarik dari Australia mengungkapkan bahwa kebiasaan mengupil ternyata bisa membuka jalan bagi bakteri masuk ke otak dan memicu gejala mirip penyakit Alzheimer. 

Temuan ini berasal dari penelitian pada tikus yang menunjukkan hubungan antara kerusakan jaringan di hidung dan infeksi bakteri yang bisa merambat ke sistem saraf pusat.

Penelitian yang dipimpin oleh tim ilmuwan dari Griffith University ini menggunakan bakteri Chlamydia pneumoniae — sejenis bakteri yang umum menyerang manusia dan dapat menyebabkan pneumonia. 

Menariknya, bakteri ini juga ditemukan dalam otak banyak penderita demensia Alzheimer yang terjadi di usia lanjut.

Dalam eksperimen tersebut, para peneliti menemukan bahwa ketika jaringan halus di rongga hidung (epitelium hidung) mengalami luka, bakteri bisa lebih mudah masuk melalui saraf penciuman dan menuju ke otak. 

Di otak tikus, bakteri ini memicu produksi protein amyloid-beta, yang dikenal sebagai penanda khas penyakit Alzheimer karena dapat membentuk plak atau gumpalan.

"Ini pertama kalinya kami membuktikan bahwa Chlamydia pneumoniae bisa langsung masuk ke otak lewat hidung dan menyebabkan perubahan yang menyerupai Alzheimer," kata James St John, ahli saraf dari Griffith University.

Yang mengejutkan, infeksi pada tikus berlangsung sangat cepat, hanya dalam waktu 24 hingga 72 jam setelah paparan. Hal ini memperkuat dugaan bahwa hidung bisa menjadi jalur cepat bagi mikroorganisme berbahaya menuju otak.

Meskipun penelitian ini baru dilakukan pada hewan, dan belum terbukti secara langsung pada manusia, temuan ini membuka peluang untuk memahami lebih jauh bagaimana Alzheimer bisa berkembang. Para peneliti menekankan pentingnya melanjutkan studi serupa pada manusia.

"Kami belum tahu pasti apakah jalur ini bekerja sama pada manusia, tapi fakta bahwa bakteri ini juga ada dalam tubuh manusia membuat kita perlu waspada," ujar St John.

Mengupil memang menjadi kebiasaan umum — bahkan disebutkan 9 dari 10 orang pernah melakukannya. Namun, studi ini menjadi pengingat bahwa mengupil, apalagi mencabut bulu hidung, bisa menimbulkan luka dan membuka jalan masuk bagi infeksi yang serius.

Ke depan, para ilmuwan akan menyelidiki lebih lanjut apakah produksi protein amyloid-beta itu sebenarnya adalah reaksi normal dari sistem imun dan apakah bisa dipulihkan jika infeksi berhasil diatasi.

Alzheimer adalah penyakit kompleks yang masih terus diteliti dari berbagai sudut. Usia memang menjadi faktor risiko utama, terutama di atas 65 tahun, namun para peneliti juga mulai menyoroti faktor lingkungan seperti paparan bakteri dan virus sebagai penyebab potensial.

"Kami yakin bahwa bakteri dan virus memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit ini," pungkas St John.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment