Penelitian Genetik Ungkap: Risiko Obesitas Berubah Sesuai Usia dan Jenis Kelamin!

Sahabat.com - Sebuah penelitian berskala besar dari Inggris mengungkap bahwa risiko kesehatan akibat obesitas ternyata berubah seiring usia dan berbeda antara pria dan wanita. 

Studi yang dilakukan tim ilmuwan dari University of Uppsala dan diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini menganalisis lebih dari 360.000 data genetik dari peserta UK Biobank, dan hasilnya cukup mengejutkan: dampak obesitas tidaklah konstan sepanjang hidup.

Peneliti menemukan bahwa pada usia paruh baya, perawatan pencegahan seperti kontrol kolesterol atau tekanan darah dapat menurunkan risiko penyakit jantung akibat obesitas. Namun, efek obesitas terhadap penyakit lain seperti diabetes tipe 2 dan osteoartritis justru meningkat seiring bertambahnya usia.

Menurut Dr. Åsa Johansson, salah satu peneliti utama, “Kelebihan berat badan memang berbahaya, tapi waktu dan cara tubuh meresponsnya berbeda pada tiap individu. Pria dan wanita memiliki pola risiko yang unik sepanjang hidupnya.”

Menariknya, studi ini juga menunjukkan bahwa pada wanita, risiko diabetes akibat obesitas menurun sementara di usia 60–70 tahun sebelum kembali meningkat di usia lanjut. 

Fenomena ini tidak dijelaskan oleh menopause atau terapi hormon, melainkan kemungkinan karena perbedaan dalam pengelolaan kesehatan atau gaya hidup.

Pada pria, efek obesitas terhadap risiko penyakit jantung dan diabetes tetap tinggi di usia paruh baya, menunjukkan pentingnya pencegahan dini. 

“Hasil ini memberi gambaran bahwa pengendalian berat badan sejak usia 40-an bisa memberi perlindungan besar terhadap risiko penyakit serius di masa tua,” tambah Dr. Johansson.

Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa obesitas bukan hanya soal angka di timbangan, tetapi juga tentang kapan dan bagaimana tubuh menghadapinya. 

Pendekatan kesehatan yang menyesuaikan usia dan jenis kelamin bisa menjadi kunci dalam mencegah dampak buruk obesitas di masa depan.