Ternyata Musisi Bisa Tahan Rasa Sakit, Ini Rahasia Otak Mereka!

Sahabat.com - Belajar memainkan alat musik sudah lama dikenal memberi banyak manfaat selain sekadar keterampilan bermusik. 

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa bermain musik mampu mengasah keterampilan motorik halus, memperkuat daya ingat, meningkatkan kemampuan bahasa, hingga menjaga otak tetap muda lebih lama.

Namun ada satu hal mengejutkan yang baru saja terungkap. Ternyata, musisi memiliki cara berbeda dalam merasakan dan mengolah rasa sakit dibandingkan orang biasa. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa latihan musik dalam jangka panjang mampu mengubah cara otak merespons rasa sakit, membuat musisi jadi lebih tahan menghadapi nyeri.

Studi ini dilakukan dengan melibatkan 40 orang, baik musisi maupun non-musisi. Para peneliti menggunakan senyawa bernama nerve growth factor yang disuntikkan ke otot tangan untuk menimbulkan rasa nyeri sementara. 

Setelah itu, aktivitas otak diukur dengan teknik stimulasi magnetik transkranial atau TMS, yang mampu memetakan bagian otak yang mengendalikan gerakan tangan.

Hasilnya cukup mengejutkan. Sebelum rasa sakit ditimbulkan, otak para musisi sudah menunjukkan peta kontrol tangan yang jauh lebih terlatih. Semakin banyak jam latihan yang mereka jalani, semakin halus pula peta tersebut terbentuk. Saat rasa sakit muncul, musisi melaporkan nyeri yang lebih ringan dibandingkan non-musisi. 

Bahkan, peta otak musisi tidak menyusut seperti pada kelompok non-musisi, seolah otak mereka punya perlindungan alami terhadap rasa sakit.

Menurut Anna M. Zamorano, peneliti yang memimpin studi ini, latihan musik jangka panjang tampaknya memberikan semacam "tameng" pada otak musisi. 

“Temuan ini menunjukkan bahwa pengalaman bertahun-tahun bisa membentuk ulang otak, bukan hanya untuk keterampilan, tetapi juga cara kita merasakan dunia, termasuk rasa sakit,” ujarnya.

Meski penelitian ini masih skala kecil, hasilnya membuka pintu untuk pemahaman baru tentang bagaimana sebagian orang lebih tahan terhadap rasa sakit. Penemuan ini juga bisa menjadi langkah awal dalam merancang terapi baru bagi mereka yang hidup dengan nyeri kronis, dengan cara melatih ulang otak agar lebih tangguh.

Fakta ini memberi perspektif menarik: setiap kali musisi berlatih, bukan hanya kemampuan bermain musik yang meningkat, tetapi juga daya tahan otak mereka terhadap rasa sakit. Musik ternyata bisa jadi rahasia tersembunyi di balik ketahanan tubuh dan pikiran.