Hati-Hati! Tren Pamer Cedera di Sosmed Bisa Bikin Penyembuhanmu Makin Lama

25 Juni 2025 17:15
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Menurut para ahli, hal ini bisa berbahaya. Seorang peneliti bilang, “Sebagian besar video TikTok soal cedera lutut akut dibuat oleh non-ahli dan sering kali penuh informasi yang gak akurat.”

Sahabat.com - Kim Kardashian pernah muncul di pesta peluncuran toko SKIMS-nya di New York dengan gaya super glamor: satu kaki bertumit tinggi, satu lagi berbalut gips desainer, sambil naik skuter khusus cedera. 

Bukan sekadar datang, tapi juga menciptakan momen konten. 

Hal yang sama dilakukan rapper Kid Cudi, yang mengubah insiden patah kaki di Coachella jadi seri unggahan viral. Yang dulunya patah kaki berarti istirahat, sekarang bisa jadi ladang jutaan views.

Fenomena ini bikin kita bertanya-tanya: apakah tren ini bikin penyembuhan jadi lebih menyenangkan, atau malah memicu kebiasaan berisiko yang bisa memperlambat proses sembuh?

Coba aja scroll media sosial, dan kamu akan nemu video orang jalan pincang di supermarket, joget pakai kruk, atau tetap ngegym walau kaki masih dibungkus sepatu medis. 

Tagar kayak #BrokenFootClub dan #InjuryRecovery menjamur, jadi tempat curhat, pamer perkembangan, bahkan ajang saling menyemangati. Tapi sayangnya, gak semua kontennya realistis.

Banyak yang justru memamerkan proses pemulihan seolah cepat banget—padahal aslinya tubuh kita butuh waktu dan proses yang gak instan. Ada yang baru operasi tapi udah latihan intens, ada juga yang buang kruk terlalu cepat. Semua demi konten. Yang gak kelihatan? Bengkak, setback, rasa sakit, dan perjuangan untuk bisa jalan normal lagi.

Menurut para ahli, hal ini bisa berbahaya. Seorang peneliti bilang, “Sebagian besar video TikTok soal cedera lutut akut dibuat oleh non-ahli dan sering kali penuh informasi yang gak akurat.” 

Bahkan, praktik-praktik yang gak berbasis bukti ilmiah banyak ditonton jutaan orang. Ini bukan cuma soal ekspektasi keliru, tapi juga keputusan medis yang salah arah.

Para fisioterapis dan podiatris juga mengeluhkan pasien yang datang dengan harapan tidak realistis gara-gara kebanyakan nonton sosmed. Ada yang frustrasi karena penyembuhannya terasa lambat dibanding yang dilihat online. Ada juga yang nekat latihan berat sebelum tubuhnya siap, akhirnya malah cedera lagi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun udah mengingatkan soal bahaya informasi kesehatan yang salah di dunia maya. Kalau kita terlalu percaya konten sosmed dan ngelupain saran dari tenaga medis, bukan cuma penyembuhan yang jadi lambat—masalah kesehatannya bisa tambah rumit.

Yup, komunitas online bisa kasih semangat. Tapi kalau tekanan buat "cepat pulih" jadi berlebihan, justru bahaya. 

Penelitian juga menunjukkan, dorongan psikologis buat segera kembali aktif, terutama pada anak muda, bisa bikin mereka gak patuh jalani rehab dan rentan cedera ulang.
Proses pemulihan itu personal. Bukan lomba. Bukan kontes viral. 

Melihat Kim Kardashian dengan gips keren mungkin bikin cedera tampak fashionable, tapi kenyataannya bagi kebanyakan dari kita: patah kaki itu nyebelin, penuh adaptasi, dan butuh kesabaran ekstra.

Kalau kamu lagi dalam masa pemulihan, gak apa-apa kok kalau gak secepat yang kamu lihat di reels atau TikTok. Belajarlah dari pengalaman orang lain, tapi jangan bandingkan diri kamu. Tubuhmu punya waktunya sendiri, dan dia gak peduli sama jumlah likes.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment